Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Digital Ngebut, Perbankan Tanah Air Siapkan 'Senjata' Baru

Pembayaran keuangan digital telah diterima secara luas dan konsisten mencatat pertumbuhan.
Tim Jelajah Sinyal 2023 melakukan pembayaran menggunakan fasilitas QRIS di salah satu kedai makan di Kefamenanu, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (27/11/2023)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha.
Tim Jelajah Sinyal 2023 melakukan pembayaran menggunakan fasilitas QRIS di salah satu kedai makan di Kefamenanu, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (27/11/2023)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, JAKARTA -- Pembayaran digital menjadi primadona masyarakat. Lantas, seperti apa proyeksi ke depan?

Berdasarkan ramalan Bank Indonesia (BI), otoritas memproyeksi transaksi digital di perbankan bakal terus mengalami peningkatan yang pesat, baik pada 2024 maupun 2025.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital akan tetap kuat, terutama didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.  

“Ekonomi keuangan digital meningkat pesat. Transaksi e-commerce, digital banking, uang elektronik tumbuh tinggi,” katanya dalam acara Pertemuan Tahunan BI, Rabu (29/11/2023). 

BI memperkirakan, nilai transaksi digital banking akan terus tumbuh, sebesar 23,2% pada 2024 hingga mencapai Rp71.584 triliun. Lebih lanjut, nilai transaksi digital banking diperkirakan tumbuh 18,8% pada 2025 menjadi Rp85.044 triliun. 

Adapun, pada kuartal III/2023, BI mencatat nilai transaksi digital banking mencapai Rp14.971,28 triliun atau tumbuh sebesar 11,51% yoy. Pada periode yang sama, volume transaksi digital banking tumbuh sebesar 36% mencapai 4,22 miliar. 

Untuk tahun ini, nilai transaksi digital banking diperkirakan mencapai Rp58.124 triliun, tumbuh 10,6% dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini pun diamini perbankan Tanah Air. Bahkan, aroma optimism soal suburnya transaksi digital dalam dua tahun mendatang, sudah tercium sejak saat ini. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) misalnya yang mencatat tren transaksi digital di Livin' by Mandiri kala memasuki kuartal IV/2023 mengalami peningkatan yang signifikan

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan hal ini tercermin dari nilai transaksi yang mengalami kenaikan diatas 50% secara tahunan dan tren ini akan terus berlanjut pada 2024 dan 2025 

“Selain dari nilai transaksi, transaksi digital banking Livin' by Mandiri juga mengalami kenaikan hingga di atas 30% secara tahunan,” ujarnya pada Bisnis, Kamis (7/12/2023).

Adapun, menurutnya pada tahun depan, tentu pertumbuhan digital banking akan semakin melaju dan berkembang. Apalagi, melihat transaksi yang dilakukan oleh nasabah Mandiri yang sebagian besar sudah dilakukan secara digital. 

Kata Thomas, untuk bisa meneruskan pertumbuhan yang positif ini, pihaknya sudah mulai ancang-ancang menyediakan penawaran promosi, diskon, atau insentif lainnya yang seringkali diberikan untuk transaksi digital.

 “Mandiri juga mengembangkan berbagai fitur inovatif untuk mempermudah dan menunjang kebutuhan, baik dari financial dan lifestyle,” tuturnya. 

Lebih lanjut, dia menyebut dari aspek keamanan juga ditingkatkan sebagai kebutuhan utama pada layanan digital, seperti otentikasi dua faktor dan enkripsi. 

Tercatat, nilai transaksi nasabah melalui Livin’ by Mandiri berhasil menembus Rp 2.600 triliun pada sepuluh bulan pertama 2023, melesat 36% YoY selaras dengan kebutuhan transaksi finansial nasabah. Sedangkan untuk layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, telah berhasil mengelola Rp 13.950 triliun transaksi hingga September 2023 atau tumbuh 1,3 kali lipat sejak rilis pada Oktober 2021. 

Senada dengan Bank Mandiri, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga melihat tren digitalisasi semakin meningkat setelah pandemi, di mana semua terhubung ke internet, dan banking from anywhere telah menjadi standar baru bagi operasional perbankan. 

EVP Corporate Communication and Social Responsibility Hera F. Haryn menyebut hampir seluruh transaksi BCA, atau sekitar 99,7% dari total transaksi telah dilakukan secara digital. 

Kanal mobile banking mencatatkan kenaikan frekuensi transaksi tertinggi, yaitu tumbuh sebesar 43,4% YoY mencapai 15,5 miliar transaksi.

Sementara itu, nilai transaksi mobile banking juga membukukan pertumbuhan hingga 25,8% YoY mencapai Rp4.987 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2023. Jumlah pengguna layanan mobile banking juga tumbuh hingga 23% YoY mencapai 30,8 juta.

“BCA juga telah mempersiapkan aplikasi myBCA untuk menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan,” katanya pada Bisnis

Terbaru, inovasi fitur Paylater BCA ini juga akan menjadi salah satu upaya memperkuat ekosistem digital di myBCA.

Selain memperluas ekosistem, Hera juga sempat menuturkan bahwa BCA terus memperkuat keamanan transaksi bagi para nasabah. Mulai dari investasi pengamanan berlapis untuk sistem digital BCA, dan secara periodik melakukan assesment dengan ahli IT untuk menebus sistem BCA. 

"Jadi kami bekerja sama dengan mereka [ahli IT] untuk menebus sistem BCA untuk mengetahui seberapa kuat sistem BCA," ujarnya dalam Public Expose pekan lalu.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim juga menekankan, tak hanya perbankan, akan tetapi isu cyber memang kerap melekat di semua industri digital.“Capital expenditures kita di 2021, 2022 2023 naiknya sudah 3 kali lipat lebih,” ucapnya.Di sisi lain, SEVP Digital Business PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Rian Eriana Kaslan sendiri tengah mempersiapkan terobosan inovasi dari perseroan untuk nasabah dengan menggunakan prinsip customer centric.

“Inovasi ini juga tentunya diharapkan dapat memberikan pertumbuhan bisnis digital BNI yang signifikan,” katanya pada Bisnis, Kamis (7/12/2023).

Tercatat, jumlah pengguna BNI Mobile Banking mengalami peningkatan 20% secara tahunan, transaksi mengalami peningkatan transaksi sebesar 75% yoy, sedangkan nilai transaksi tumbuh lebih dari 50% yoy.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper