Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos LPS Singgung Rencana Kenaikan Tarif PPN Jadi 12% pada 2025

LPS turut mengomentari soal rencana pemerintah menaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12%, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers pada Selasa (30/1/2024)/Tangkapan layar Youtube
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers pada Selasa (30/1/2024)/Tangkapan layar Youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa turut mengomentari soal rencana pemerintah menaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025. 

Menurutnya, pada dasarnya kenaikan tarif PPN diperlukan untuk menaikan pendapatan negara.

"Tapi saya sih lebih bagus diperbaiki sistem yang ada, sehingga dari yang ada misal 10% itu masuk semua. Itu lebih baik dampaknya ke keuangan negara," ujar Purbaya dalam acara buka puasa bersama media pada Kamis (21/3/2024).

Ia mengatakan mestinya pondasi dari PPN diperbesar guna memperbaiki efisiensi pengaturan pajak. Apalagi, ia melihat terdapat kelebihan dari uang pemerintah setiap tahunnya yang tidak terpakai.

"Jadi, tidak butuh juga kenaikan PPN sebesar itu," ujarnya.

Saat ekonomi susah, mestinya pemerintah memberi stimulus perekonomian. "Memang pendapatan pajak perlu ditingkatkan, tapi bukan dengan berburu di kebun binatang," kata Purbaya.

Meski begitu, Purbaya menerangkan kenaikan PPN tersebut tidak juga menyebabkan ekonomi runtuh. Pengaruh terhadap perekonomian dinilai minim.

Sebelumnya, pemerintah berencana menaikkan tarif PPN dari 11% menjadi 12%, yang mulai berlaku pada tahun depan atau per 1 Januari 2025. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang No. 7//2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). 

“Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu.. sebesar 12% [dua belas persen] yang mulai berlaku paling lambat pada tanggal 1 Januari 2025,” tulis ayat (1) Pasal 7 Bab IV beleid tersebut, dikutip Selasa (12/3/2024). 

Adapun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa implementasi dari kenaikan tarif PPN itu akan dilakukan oleh pemerintahan mendatang.

“Kita lihat masyarakat Indonesia sudah menjatuhkan pilihan, pilihannya keberlanjutan. Tentu kalau berkelanjutan, berbagai program yang dicanangkan pemerintah akan dilanjutkan, termasuk kebijakan PPN,” katanya dalam media briefing.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper