Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Piutang Pembiayaan Adira Finance (ADMF) Naik 15% Semester I/2024

Adira Finance (ADMF) mencatatkan piutang pembiayaan dikelola pada semester I/2024 naik 15% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Karyawan beraktivitas di kantor cabang Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di kantor cabang Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA— PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance mencatatkan piutang pembiayaan dikelola mencapai Rp58,4 triliun pada semester I/2024. Angka tersebut meningkat sekitar 15% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

“Piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan [termasuk pembiayaan bersama] mengalami pertumbuhan sebesar 15% yoy menjadi Rp58,4 triliun,” kata Presiden Direktur Adira Finance, Dewa Made Susila, dalam Media Update Kinerja Keuangan Adira Finance Semester I/2024 di Jakarta pada Kamis (1/8/2024).

Namun demikian, Made menambahkan seiring dengan lesunya industri otomotif di sepanjang semester pertama tahun ini, pembiayaan baru Adira Finance sedikit mengalami penurunan sebesar 2% yoy menjadi Rp20 triliun.

Diketahui, penjualan ritel mobil baru mengalami penurunan sebesar 15% yoy menjadi 432.000 unit selama semester I/2024. Sementara untuk penjualan sepeda motor baru relatif stabil yaitu sebesar 3 juta unit.

Made mengatakan Adira Finance akan terus menerapkan berbagai inisiatif strategi untuk mendorong kinerja bisnis di tengah tantangan yang terjadi saat ini. Salah satunya adalah terus mengembangkan bisnis nonotomotif seperti pinjaman multiguna. 

Selain itu, untuk dapat terus meningkatkan penyaluran pembiayaan, Adira Finance juga akan memperluas jaringan bisnisnya secara selektif di wilayah-wilayah yang berpotensi tinggi.

Hingga 30 Juni 2024, Adira Finance telah mengoperasikan 476 jaringan bisnis di seluruh Indonesia, termasuk cabang syariah. Dari sisi digital, perusahaan terus mengoptimalkan penjualan melalui platform digital seperti Adiraku, momobil.id, momotor.id, dan dicicilaja.com.

Sepanjang semester pertama tahun 2024, perusahaan mencatat pertumbuhan pembiayaan baru di segmen non otomotif sebesar 21% yoy mencapai Rp4,6 triliun.

Pembiayaan multiguna berkontribusi terbesar dalam pembiayaan non-otomotif perusahaan. Selain itu, perusahaan mencatatkan pembiayaan baru di segmen syariah sebesar Rp4,3 triliun atau mewakili 22% dari total pembiayaan baru.

Untuk dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan syariah, perusahaan akan terus melakukan kegiatan pemasaran, ekspansi dari kanal-kanal penjualan di komunitas syariah, serta memaksimalkan penjualan produk syariah khususnya non-otomotif seperti  produk Adira Multi Dana Syariah (AMANAH).

Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani Kukuh Mendrofa, menambahkan dari sisi keuangan, Adira Finance membukukan total pendapatan mencapai Rp 5,0 triliun, naik sebesar 11% yoy.

Sementara itu, total beban meningkat sebesar 16% yoy menjadi Rp4,0 triliun pada Semester I/2024. 

“Peningkatan pada beban disebabkan in naiknya biaya pendanaan perusahaan seiring dengan peningkatan suku bunga. Dengan demikian, laba bersih perusahaan setelah pajak dibukukan sebesar Rp 765 miliar 7 atau mengalami penurunan sebesar 7% yoy,” kata Gani. 

Sementara, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing-masing tercatat menjadi sebesar 6,1% dan 14,2% pada semester 1/2024.

Dari sisi pendanaan, Gani menambahkan Adira Finance terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan baik melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon.

Adira Finance juga memperoleh pinjaman eksternal dari bank baik dalam negeri maupun luar negeri, serta pasar modal melalui obligasi lokal dan sukuk mudharabah.

Per posisi Juni 2024, pembiayaan bersama mewakili 47% dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman perusahaan pada Juni 2024 meningkat sebesar 44% yoy menjadi Rp21,5 triliun. Perinciannya dari pinjaman bank baik dalam negeri maupun luar negeri, obligasi dan sukuk masing-masing berkontribusi 64% dan 36%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper