Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Inklusi Keuangan Indonesia 98% pada 2045, Begini Strategi OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan di Indonesia mencapai 98% pada 2045. Berikut strateginya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam acara edukasi keuangan yang digelar di Pendopo Kantor Bupati Toba, Balige Sumatera Utara, Jumat (9/8/2024). Dok OJK
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam acara edukasi keuangan yang digelar di Pendopo Kantor Bupati Toba, Balige Sumatera Utara, Jumat (9/8/2024). Dok OJK

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan di Indonesia mencapai 98% pada 2045.

Saat ini, dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 mencatat tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih 75,02%, dan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%.

Untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, OJK meluncurkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN).

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, program GENCARKAN diharapkan dapat menjangkau seluruh kabupaten/kota dan menyasar seluruh kelompok prioritas dengan dukungan jaringan kantor PUJK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

End-state yang kita harapkan melalui Program GENCARKAN ini adalah indeks inklusi keuangan Nasional dapat mencapai 98% pada perayaan Indonesia Emas tahun 2045,” kata Friderica dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (23/8/2024).

Strateginya, program GENCARKAN mendorong lahirnya 2 juta Duta dan Agen Literasi dan Inklusi Keuangan yang dapat memberikan multiplier effect melalui beragam kegiatan edukasi keuangan bagi masyarakat luas.

"Program GENCARKAN juga akan dilakukan secara multikanal sehingga diharapkan dapat menjangkau hingga 50 juta rakyat Indonesia,” kata Friderica.

Sebelumnya, Ekonom dan Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengkritik upaya pemerintahan di era Presiden Jokowi dalam meningkatkan literasi keuangan Indonesia, khususnya di sektor non-bank seperti asuransi, multifinance, fintech, dana pensiun (dapen), hingga aset kripto.

“Hampir semuanya rendah kalau kita lihat, tapi memang untuk data rincinya kita belum ada. Sekilas saya lihat kripto yang saya rasa juga masih belum banyak masyarakat yang paham mengenai investasi kripto ini,” kata Nailul kepada Bisnis, Rabu (14/8/2024).

Nailul menilai tugas-tugas kementerian di kabinet Jokowi sejauh ini menurutnya belum terlalu dioptimalkan. Dia tidak melihat adanya upaya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam peningkatan literasi.

“Harusnya literasi keuangan masuk ke dalam kurikulum mulai dari SD, bukan hanya soal tabung menabung, tetapi mulai dikenalkan produk layanan keuangan lainnya,” kata Nailul.

Adapun dari data OJK 2022 menunjukkan sektor jasa keuangan dengan literasi paling kecil adalah di sektor pasar modal, yakni hanya 4,11%. Sementara dari sisi inklusi, sektor paling kecil adalah fintech yang hanya 2,56%. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper