Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan update terkait kondisi sektor jasa keuangan Indonesia terkini di tengah dinamika perdagangan dan geopolitik global.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Hasil RDK Bulanan Mei 2025, pada Senin (2/6/2025).
"RDK OJK pada bulan Mei 2025 menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah dinamika perdagangan dan geopolitik global," ujarnya.
Mehendra menyebutkan saat ini perdagangan global terdapat kemajuan dengan adanya kesepakatan antara AS dengan Inggris yang merupakan kesepakatan dagang permanen pertama antara Negeri Paman Sam dengan negara lain, usai penundaan penerapan tarif resiprokal.
Selain itu, kesepakatan dagang sementara AS dan China yang berlaku selama 90 hari juga ikut menurunkan tensi perdagangan global. "Hal ini berdampak pada penguatan pasar keuangan global, yang diikuti penurunan volatilitas pasar keuangan dan capital inflow ke negara berkembang," jelasnya.
Sementara, ketegangan geopolitik di beberapa kawasan, lanjut Mahendra, dampaknya dapat terlokalisir dan efek terhadap ekonomi global terbatas. Selain itu, investor juga memantau perkembangan suku bunga acuan The Fed yang diperkirakan akan turun sebanyak 2 kali pada tahun ini, dari perkiraan sebelumnya sebanyak 3 hingga 4 kali.
Dari sisi ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 masih resilien di tengah dinamika global, meskipun terlihat laju yang melambat. Sebagai informasi, ekonomi RI pada kuartal I/2025 tumbuh sebesar 4,87% YoY dengan konsumsi rumah tangga menjadi motor Utama pertumbuhan.
Inflasi juga masih terjaga di level 1,95% atau berada di rentang yang menjadi target Bank Indonesia. "Di tengah suku bunga yang masih relatif tinggi, perundingan dagang AS dan mitra dagang yang masih berjalan perlu dicermati dampak ke kinerja debitur dan Lembaga jasa keuangan Indonesia," ujar Mahendra.
Oleh karena itu, OJK pun meminta Lembaga jasa keuangan untuk melakukan asesemen komprehensif agar pelaku industri bisa mengambil langkah mitigasi yang diperlukan. "OJK juga memperdalam pasar keuangan dan bersinergi dengan stakeholders terkait untuk menjaga kinerja Lembaga jasa keuangan agar dapat tumbuh bersinambungan," tutupnya.