Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Olah Strategi Bank Jumbo Dongkrak Kinerja pada Sisa 2024

Bank-bank besar menyampaikan strategi untuk mendongkrak kinerja hingga akhir 2024.
Ilustrasi bank/shutterstock
Ilustrasi bank/shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA - Prospek bisnis bank jumbo di Indonesia kian menjanjikan, didorong oleh pertumbuhan kredit yang stabil dan perbaikan kualitas kredit. Kondisi ini pun memberi peluang bagi bank besar untuk memperluas pangsa pasar dengan risiko yang lebih terkendali.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) beserta entitas anak misalnya menjadi salah satu pemain yang membukukan laba bersih jumbo senilai Rp41,1 triliun pada kuartal III/2024. Nilai tersebut naik 12,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). 

Pertumbuhan laba ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan angka pertumbuhan laba bank besar lainnya.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn melaporkan pihaknya optimistis dapat membukukan kinerja positif. Di mana, BCA akan mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, serta memperkuat platform perbankan transaksi untuk memperkokoh pendanaan.

“BCA dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit 14,5% secara tahunan [YoY] menjadi Rp877 triliun per September 2024. Pertumbuhan kredit BCA diikuti kualitas pinjaman yang terkendali,” katanya kepada Bisnis, Rabu (30/10/2024).

Dia menuturkan BCA berkomitmen menjaga CKPN pada level yang solid secara pruden. Hal ini tercermin dari rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1% per September 2024, membaik dari posisi setahun lalu pada angka 7,9% dan rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada tingkat yang terjaga 2,1%.

Kemudian, total dana pihak ketiga (DPK) BCA naik 3,4% YoY menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82% dari total DPK.

“Ke depan, BCA akan senantiasa mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, dengan senantiasa mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi domestik maupun global,” ujarnya.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja juga menyebut kondisi laba yang terjaga pada sisa akhir tahun ini lantaran penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 14,5% dengan ditopang oleh kredit segmen korporasi serta personal expense yang berada di kisaran single digit alias hanya naik 7,9%. 

“Demikian juga capital expenditure. Yang betul-betul hari ini kita butuhkan kita tetap lakukan investasi. Yang nice to have kita pending dulu. Tetapi yang long term, secara terukur kita teliti mana yang betul-betul kita butuhkan baru kita beli,” ungkapnya.

Alhasil, BCA mampu menjaga efisiensi dalam menjalankan operasionalnya. Ini terlihat dari penurunan rasio efisiensi seperti cost to income ratio (CIR). Tercatat, CIR BCA hanya 30,36% per September 2024, turun 270 basis poin (bps) dari sebelumnya mencapai 33,08% pada September 2023. 

Selain itu, kata Jahja kualitas kredit yang terus membaik membuat BCA tidak perlu menambah pencadangan yang terlalu besar. Dirinya juga menegaskan, perseroan akan terus memperhatikan perkembangan DPK terutama dana murah alias (CASA), kualitas kredit serta pengembangan digital payment.

Lebih lanjut, dia juga menyebut bahwa pertumbuhan kredit perbankan termasuk KPR hingga KKB semuanya akan tergantung daya beli masyarakat ke depan.  

“Karena daya beli masyarakat akan menentukan sales volume. Kalau di perusahaan-perusahaan sales meningkat. Maka mereka rata-rata perlu kredit,” ucapnya. 

Sementara itu, dari kalangan Himbara seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) masih melihat bahwa faktor likuiditas di pasar masih menjadi tantangan utama, sehingga perseroan akan menjaga tingkat LDR pada level yang optimal.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan dengan mendorong pertumbuhan CASA transaksional melalui optimalisasi digital channel seperti, Kopra, Livin dan Livin Merchant diharapkan dapat membuat biaya dana alias cost of fund dapat diturunkan secara simultan.

Olah Strategi Bank Jumbo Dongkrak Kinerja pada Sisa 2024

Aktivitas layanan perbankan di Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

“Selain itu strategi penguasaan bisnis berbasis ekosistem mulai dari segmen wholesale hingga segmen retail akan terus kami fokuskan hingga akhir tahun 2024 dan sepanjang tahun 2025 juga untuk menghasilkan portfolio bisnis yang lebih sustain dan berkualitas,” katanya dalam Konferensi Pers Kuartal III/2024, Rabu (30/10/2024).

Menurutnya, jika tingkat likuiditas menunjukkan perbaikan, maka  terdapat potensi penurunan cost of fund yang pada akhirnya juga akan diikuti dengan penurunan suku bunga pinjaman secara keseluruhan. 

Bank Himbara lainnya, yakni BNI memproyeksikan kinerja bisnis perseroan bakal terdongrak yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan penurunan BI rate. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran 5% hingga kuartal III/2024, serta penurunan BI rate sebesar 25 basis poin pada September 2024 dan berlanjut hingga kuartal IV/2024 bahkan 2025. 

“Sehingga di tahun 2025 kita proyeksikan BI Rate itu berada di kisaran 4,75% sampai 5%. Kemudian kalau kita lihat juga secara kinerja keuangan kuartal III/2024 ini, BNI juga menunjukkan hasil yang positif,” ujarnya.

Tercatat, net interest margin (NIM) BNI mencapai 4,4% dan biaya dana alias cost of fund terjaga tetap rendah sebesar 2,6%. Menurutnya, ini semua berkat strategi pengelolaan likuiditas yang lebih efisien termasuk pemanfaatan insentif dari giro wajib minimum serta fokus pada dana ritel. 

Kemudian, strategi pengelolaan likuiditas yang optimal ini memungkinkan BNI untuk meningkatkan likuiditas dengan mengurangi dana-dana yang sifatnya dana mahal. Dengan demikian, efisiensi ini tercermin pada penurunan cost of fund

Selanjutnya, kinerja intermediasi BNI tercatat tumbuh positif dan seimbang. Hal ini tercermin dalam penyaluran kredit yang tumbuh 9,5% YoY menjadi Rp735 triliun hingga September 2024 yang didorong oleh segmen korporasi yang mencatat kenaikan sebesar 15,1% YoY menjadi Rp409,2 triliun. 

Halaman
  1. 1
  2. 2
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper