Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara peer-to-peer (P2P) lending Akseleran menjelaskan penyebab penurunan outstanding dana lender perorangan di industri yang identik dengan pinjaman online (pinjol) itu. Per Agustus 2024, outstanding lender perorangan mencapai Rp5,24 triliun, atau mengalami kontraksi 14,23% year to date (ytd) dibanding Rp6,10 triliun pada Januari 2024.
Group CEO & Co Founder Akseleran Ivan Nikolas mengatakan ada kemungkinan penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya kepercayaan masyarakat untuk meminjamkan dananya kepada perusahaan P2P lending. Saat yang sama, menurutnya dana lender perorangan karena adanya opsi instrumen investasi lainnya bagi masyarakat yang dianggap lebih menguntungkan.
"Khusunya di tengah kenaikan suku bunga bank central. Bunga deposito di bank-bank digital kan lagi banyak promo juga, selain memang sudah cukup tinggi karena kenaikan suku bunga bank central. Nah, beberapa minggu lalu kan BI turunkan bunga, dampaknya suku bunga deposito juga kemungkinan akan turun dalam 3-6 bulan ke depan," kata Ivan kepada Bisnis, Senin (4/11/2024).
Baca Juga
Tidak hanya itu, Ivan juga menilai masyarakat dapat memilih instrumen investasi lain seperti di aset kripto, saham, hingga reksa dana. Dengan kondisi seperti ini, menurutnya penting bagi perusahaan P2P lending untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
"Di Akseleran kami fokus memberikan peace of mind buat lenders kami. Peace of mind ini bisa tercapai dengan memastikan NPL yang rendah. Hal ini bisa tercapai dengan melakukan assesment pinjaman secara prudent. Tercatat TKB90 kami itu konsisten selalu di atas 99% selama kurang lebih 3-4 tahun terakhir," tegasnya.
Adapun hingga akhir Oktober 2024, oustanding pinjaman Akseleran tercatat sekitar Rp700 miliar, dengan total penyaluran tahun ini sekitar Rp2,5 triliun. Ivan menjelaskan tahun ini Akseleran menargetkan bisa menyalurkan pinjaman sekitar Rp3,1-3,2 triliun.