Bisnis.com, BOGOR — Perusahaan reasuransi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re telah menyiapkan strategi investasi untuk 2025 dengan fokus pada likuiditas dan solvabilitas. Di tengah dinamika pasar yang tidak menentu, perusahaan mengambil pendekatan fleksibel dengan peninjauan berkala untuk memastikan pengelolaan investasi tetap optimal.
Kepala Divisi Finance & Investasi Indonesia Re, Jasnovaria, mengatakan bahwa perubahan pasar yang sulit diprediksi menuntut perusahaan untuk mengadopsi strategi yang dapat diadaptasi sepanjang tahun.
“Pertama untuk terawal sepanjang tahun 2025 depan dan juga dilakukan secara dua bulan untuk review-nya seperti apa. Karena memang kondisi market itu selalu berubah, kami tidak menetapkan strategi untuk diterapkan sepanjang tahun,” kata Josnavaria dalam acara Media Partner Literation Day di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (17/12/2024).
Saat ini, tingkat Risk-Based Capital (RBC) perusahaan masih berada di level marginal mendekati 120%. Dengan kondisi ini, Indonesia Re memprioritaskan likuiditas dan solvabilitas dalam penyusunan portofolio investasi tahun depan. Hal ini berdampak pada pemilihan aset investasi yang diproyeksikan tidak akan jauh berbeda dari tahun ini.
Menurut Josnavaria, instrumen investasi yang menjadi pilihan utama adalah Surat Utang Negara (SUN) dan deposito yang memiliki tingkat likuiditas tinggi. Namun, perusahaan juga berupaya meningkatkan kinerja investasi dengan memasukkan instrumen reksadana dan saham.
“Jadi ke SUN atau deposito yang likuid dan drinkable mungkin untuk enhancenya kami masukkan di instrumen reksadana dan juga saham. Jadi memang portret portofolio pada 2025 kami masih tidak jauh berbeda dengan 2024. Namun dalam perjalanannya setiap dua bulan tentunya kami tetap review,” tambahnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Indonesia Re berencana memanfaatkan momentum pasar untuk meraih capital gain. Jasnovaria menjelaskan bahwa perusahaan akan memanfaatkan perubahan pasar secara strategis untuk pengolahan investasi, termasuk melakukan trading lebih cepat pada instrumen tertentu jika diperlukan.
Jasnovaria menjelaskan bahwa strategi investasi Indonesia Re dirancang untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, dengan pola portofolio yang diproyeksikan tetap stabil dan tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Fokus utama strategi tersebut tetap pada solvabilitas dan likuiditas.Namun, untuk kebutuhan jangka pendek, perusahaan juga akan mengambil aksi berdasarkan perubahan pasar.
“Untuk jangka pendeknya kami juga melakukan beberapa aksi dengan memanfaatkan momentum pasar tersebut,” katanya.
Dikutip dari laporan keuangan Indonesia Re per November 2024, aset investasi perseroan mencapai sebanyak Rp7,19 triliun. Adapun penempatan paling banyak ada pada deposito berjangka sebanyak Rp2,65 triliun atau mencakup 38,86% dari total aset investasi perusahaan.
Kemudian, instrumen Surat Berharga Negara (SBN) RI mencapai sebanyak Rp1,96 triliun. Disusul penyertaan langsung sebanyak Rp834 miliar dan efek beragun aset sebanyak Rp790 miliar. Lalu investasi yang ditempatkan pada obligasi korporasi sebanyak Rp691 miliar, saham Rp180 miliar, dana investasi real estate Rp28 miliar, serta MTN Rp25 miliar.
Di sisi lain, tingkat kesehatan finansial perusahaan dilihat dari rasio solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC) 123,07%. Angka tersebut hanya sedikit di atas RBC yang ditetapkan OJK yakni 120%.