Bisnis.com, JAKARTA — Bank-bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV telah mencatatkan pertumbuhan laba bersihnya sepanjang tahun ini hingga November 2024. Adapun, kinerja PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi paling moncer dibandingkan bank jumbo lainnya.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan, BBCA telah mencetak laba bersih individual (bank only) mencapai Rp50,47 triliun per November 2024. Realisasi ini naik 14,31% secara tahunan (year on year/yoy) dari angka Rp44,15 triliun per November 2023.
Perolehan laba BBCA salah satunya didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) yang tumbuh 9,29% yoy dari Rp64,20 triliun menjadi Rp70,16 triliun pada periode yang sama.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan dalam mendongkrak kinerja bisnis, pada prinsipnya BCA terus menjajaki berbagai kesempatan untuk melakukan penyaluran kredit ke berbagai segmen, serta memperkuat platform perbankan transaksi secara berkelanjutan guna memperkokoh pendanaan.
“Ke depan, sejalan dengan perkembangan kondisi ekonomi, BCA akan senantiasa mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, dengan senantiasa mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi domestik maupun global,” kata Hera pada beberapa waktu lalu.
Adapun, capaian laba BBCA sampai November 2024 telah melampaui capaian bank-bank pelat merah atau himpunan bank milik negara (Himbara).
Baca Juga
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) misalnya membukukan laba bersih sebesar Rp50 triliun sampai November tahun ini, tumbuh 3,96% yoy dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp49,09 triliun.
Pertumbuhan laba BBRI terdorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 1,31% yoy menjadi Rp100,88 triliun per November 2024.
Lalu, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) membukukan laba bersih Rp47,17 triliun dalam sebelas bulan tahun ini. Capaian itu tumbuh 4,67% yoy dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp45,07 triliun.
Realisasi laba BMRI didorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 5,23% yoy hingga mencapai Rp35,62 triliun per November 2024.
Selain itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp19,81 triliun sampai November tahun ini, tumbuh 4,03% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp19,04 triliun.
BBNI sebenarnya mencatatkan pendapatan bunga bersih yang turun 3,86% yoy menjadi Rp35,61 triliun per November 2024. Namun, BBNI telah membukukan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp9,38 triliun per November 2024, naik tipis 1,11% yoy.
Ditambah, beban pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) BBNI pun menyusut 18,72% yoy menjadi Rp6,41 triliun per November 2024.
Pertumbuhan laba BBCA sampai November 2024 pun menjadi paling moncer dibandingkan dengan bank jumbo lainnya. Sampai November 2024, laba BBCA bisa tumbuh dobel digit. Sementara, laba BBRI, BMRI, dan BBNI hanya tumbuh single digit.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi membeberkan sejumlah tantangan bisnis yang dihadapi sektor perbankan sepanjang 2024.
Menurutnya, pasar perbankan Tanah Air masih berkutat dengan tingkat suku bunga yang tinggi, meskipun Bank Indonesia (BI) sempat menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) ke level 6%.
"Walaupun sudah mulai ada penurunan suku bunga benchmark, tapi secara efektif bunga di pasar ini masih belum turun,” katanya dalam Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 pada awal bulan ini (10/12/2024) di Jakarta.
Selain itu, Darmawan menilai dinamika perekonomian global hingga domestik berpengaruh terhadap kondisi likuiditas. Likuiditas perbankan terutama di pasar domestik pun dinilai masih cukup ketat.
Kinerja Saham Bank Jumbo
Pada tahun ini, harga saham sejumlah bank jumbo pun berkinerja lesu. Harga saham BBRI misalnya turun 2,38% pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/12/2024) ke level Rp4.100. Harga saham BBRI pun telah ambrol 27,75% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Harga saham BBNI melemah 0,46% ke level Rp4.360 pada penutupan perdagangan akhir pekan ini. Harga saham BBNI pun jeblok 18,88% ytd.
Lalu, harga saham BMRI memang naik 0,87% ke level Rp5.800 per lembar pada perdagangan terakhir. Namun, harga saham BMRI juga melemah 5,31% ytd.
Hanya saham BBCA yang mengalami penguatan. BBCA mencatatkan kenaikan harga saham 0,51% ke level Rp9.800 per lembar pada perdagangan terakhir. Harga saham BBCA pun menguat 3,98% ytd.
Berikut laju kinerja laba bank jumbo secara bank only sampai November 2024:
No | Nama bank | Laba per November 2024 | Laba per November 2023 | Pertumbuhan (yoy) |
1 | BCA | Rp50,47 triliun | Rp44,15 triliun | 14,31% |
2 | BRI | Rp50 triliun | Rp49,09 triliun | 3,96% |
3 | Bank Mandiri | Rp47,17 triliun | Rp45,07 triliun | 4,67% |
4 | BNI | Rp19,81 triliun | Rp19,04 triliun | 4,03% |
Sumber: laporan bulanan masing-masing bank.