Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat potensi besar perusahaan pembiayaan atau leasing memperluas portofolio pembiayaan mereka ke sektor perumahan, dari yang saat ini 70% didominasi oleh pembiayaan ke sektor otomotif.
Meski demikian, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman menyadari adanya tantangan berupa keterbatasan modal. Pasalnya, pembiayaan perumahan adalah pembiayaan yang bersifat jangka panjang.
Sebagai solusi akan tantangan itu, OJK mendorong perusahaan pembiayaan untuk meningkatkan sinergi dan kerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF dan juga Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).
"Saat ini terdapat 14 perusahaan pembiayaan yang mendapatkan dukungan PT SMF dengan nilai nominal sebesar Rp3,17 triliun," kata Agusman dalam konferensi pers OJK, Selasa (14/1/1025).
SMF merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Kementerian Keuangan. SMF diberi mandat menjadi liquidity provider bagi lembaga keuangan penyalur pembiayaan perumahan untuk menyediakan dana menengah panjang bagi pembiayaan perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan.
"Sinergi dengan PT SMF dan BP Tapera ini dalam rangka penyediaan sumber dana murah jangka panjang untuk mendukung penyaluran pembiayaan ke sektor perumahan oleh perusahaan pembiayaan," kata Agusman.
Agusman melanjutkan, PT SMF dan BP Tapera memiliki peran penting dalam mendukung pendanaan lembaga jasa keuangan penyalur kredit perumahan.
Baca Juga : Usulan SMF soal Program 3 Juta Rumah Prabowo, dari Perbaikan Hunian hingga Tekan Kemiskinan |
---|
Apalagi, lanjut Agusman, dalam rangka mendukung program tiga juta rumah Presiden Prabowo saat ini pemerintah berencana meningkatakan target penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) pada 2025 dari 220.000 unit menjadi 320.000 unit.
"Untuk memastikan ketersediaan dana guna peningkatan penyaluran FLPP tersebut, telah diusulkan juga porsi pendanaan dari lembaga jasa keuangan penyalur meningkat dari sebelumnya 25% menjadi 50%," pungkasnya.
Adapun SMF dalam periode 2018-2024 telah menyalurkan pembiayaan FLPP kepada sebanyak 709.956 unit dengan nominal mencapai Rp26,33 triliun. Sementara, penyaluran FLPP dari BP Tapera dari 2022-2024 tercatat sebanyak 655.300 unit dengan nominal sebesar Rp76,05 triliun.