Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp21,46 triliun sepanjang tahun 2024, naik 2,64% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp20,9 triliun pada 2023.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh transformasi digital yang berdampak pada kenaikan nilai tabungan sebesar 11%, dari Rp232 triliun pada 2023 menjadi Rp258 triliun pada 2024.
“Kemampuan BNI menjaga pertumbuhan tabungan di tengah tantangan likuiditas mencerminkan daya saing perusahaan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi, baik domestik maupun global,” katanya dalam paparan kinerja 2024 secara virtual, Rabu (22/1/2025).
Menurutnya, peluncuran aplikasi perbankan wondr by BNI untuk segmen ritel serta BNIdirect untuk segmen korporasi menjadi awal keberhasilan transformasi itu.
Wakil Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan menyampaikan bahwa dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BNI sebesar Rp805,5 triliun pada 2024, pertumbuhan nilai tabungan disebut naik dua kali lipat pada semester kedua setelah diluncurkannya wondr by BNI.
Dia memaparkan, sejak diluncurkan pada 5 Juli 2024, jumlah pengguna wondr by BNI mencapai 5,3 juta orang hingga akhir Desember 2024.
“Transaksi perbankan melalui wondr by BNI selama kurang dari enam bulan sejak diluncurkan mencapai Rp191 triliun dengan 195 juta transaksi. Peningkatan transaksi ini juga mendorong kenaikan non-interest income [NII] sebesar 11,9% YoY menjadi Rp24,04 triliun,” ujarnya.
Baca Juga : Prospek dan Rekomendasi Saham BNI (BBNI) |
---|
Tren serupa juga terjadi pada BNIdirect, yang nilai transaksinya meningkat 23,3% YoY menjadi Rp7.931 triliun, dengan jumlah transaksi mencapai 1,2 miliar.
“Pengguna BNIdirect mencapai 173 ribu user atau naik 15% YoY, sejalan dengan tujuan BNI untuk meningkatkan rekening giro transaksional menjadi 72% dari total rekening giro dibandingkan tahun 2023 yang hanya 66%,” jelasnya.
Adapun terkait fungsi intermediasi, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp775,87 triliun, meningkat 11,62% YoY per Desember 2024.
Hal ini diimbangi dengan kualitas kredit yang cukup baik, dengan rasio non-performing loan (NPL) net sebesar 0,74% dan NPL gross turun menjadi 1,97%. Alhasil, aset bank pelat merah ini pun naik 3,95% YoY menjadi Rp1.124,80 triliun dibanding periode akhir 2023.