Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Investasi DPLK Diproyeksi pada 5,5% hingga 5,75% pada 2025

Mayoritas portofolio investasi dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) adalah pada deposito dan surat berharga negara (SBN).
Karyawati melayani nasabah di kantor Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI di Jakarta
Karyawati melayani nasabah di kantor Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI di Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) memproyeksi imbal hasil investasi dana pensiun DPLK tahun ini berada di rentang 5,5% sampai 5,75%.

Ketua Umum Asosiasi DPLK Tondy Suradiredja menjelaskan mayoritas portofolio investasi dana pensiun DPLK adalah pada deposito dan surat berharga negara (SBN). Berdasarkan data OJK, portofolio investasi DPLK per Desember 2024 sebesar Rp67,32 triliun ada di deposito berjangka dan senilai Rp41,96 triliun ditempatkan di SBN.

"Kalau saya tetap berpandangan BI rate tidak akan bergerak jauh, di angka 5,5% sampai 5,75% untuk menjaga inflasi, sehingga rata-rata proyeksi pengembalian investasi industri DPLK tahun 2025 juga berkisaran di angka tersebut, atau mungkin sedikit berada di atas itu," kata Tondy kepada Bisnis, Senin (3/3/2025).

Tondy menjelaskan, tantangan investasi industri dana pensiun DPLK di tahun ini sebetulnya lebih kepada mengupayakan lebih banyak pergeseran dari money market ke fixed income melalui penerapan life cycle fund, yaitu asset matching liabilities.

"Dalam hal DPLK tentunya disesuaikan dengan lama menabung. Semakin lama masa kepesertaan maka diupayakan pilihan investasinya lebih berisiko seperti equity atau fixed income, sedangkan semakin dekat dengan masa pensiun sedikit-sedikit portofolio berubah ke money market," jelasnya.

Berdasarkan tren yang terjadi sepanjang 2024, merosotnya kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG per akhir 2024 yang mengalami kontraksi sebesar 2,65% turut diikuti dengan merosotnya investasi saham oleh dana pensiun. 

Data OJK mencatat portofolio investasi Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) di saham per Desember 2024 turun 13,63% YoY menjadi Rp15,99 triliun, sementara di DPPK PPIP juga turun 8,80% YoY menjadi Rp6,32 triliun dan di Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) juga turun 5,51% YoY menjadi Rp2,52 triliun.

Menanggapi tren tersebut, Tondy menjelaskan bahwa perlu dibedakan karakteristik investasi antara dana pensiun DPPK dengan dana pensiun DPLK.

"Harus dibedakan antara ADPI [Asosiasi Dana Pensiun Indonesia] dan Asosiasi DPLK. Kami membawahi ADPLK dan portofolio saham kami tidak lebih dari 15% dan kami tidak melakukan trading karena investasi di kami atas pilihan peserta, sehingga 70% mainnya di money market," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper