Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi BRI Life menargetkan pertumbuhan premi sebesar 33% pada 2025.
Kepala Divisi Perencanaan Strategis BRI Life Muhamad Fathonny Kusmadi mengatakan target tersebut cukup ambisius. Namun, target ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk mencapai visinya sebagai perusahaan asuransi yang hampir tersedia di seluruh Indonesia pada 2029.
“Untuk target pertumbuhan premi memang kami untuk 2025 ini secara overall pertumbuhan preminya sekitar 33% dan memang agak cukup agresif. Tapi memang itu adalah metode yang harus kami bangun untuk mencapai visi kami pada 2029 jadi almost available insurance di Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Onny di Jakarta pada Kamis (15/5/2025).
Terkait strategi untuk mencapai target tersebut, Onny mengatakan fokus utama BRI Life masih akan berada di kanal distribusi bancassurance melalui kerja sama dengan induk usaha BRI. Dalam hal ini, BRI Life terus menyesuaikan penawaran produknya dengan kebutuhan nasabah BRI dari berbagai segmen.
Untuk itu, BRI Life berencana meluncurkan sejumlah produk baru pada semester kedua tahun ini, termasuk produk asuransi mikro yang menyasar pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Jadi, kalau untuk tahun ini sendiri kami akan lanjutkan produk baru di sisi mikro, yaitu UMKM,” katanya.
Terkait kondisi pasar modal yang masih penuh ketidakpastian, BRI Life juga melakukan penyesuaian strategi portofolio, khususnya dengan menekan porsi produk unit link. Onny mengatakan pihaknya akan fokus pada produk tradisional dan menjaga portofolio unit linked tetap di kisaran 10%–15%.
Langkah tersebut sejalan dengan kebijakan mitigasi risiko yang telah diterapkan sejak tahun lalu. Portofolio investasi dialihkan ke instrumen yang lebih konservatif seperti obligasi korporasi dengan peringkat minimal single A dan surat utang negara.
“Dalam menyusun rencana bisnis 2025, kami sudah consider hal tersebut. Jadi, itu kami mitigasi risikonya dari sejak tahun lalu itu dengan portofolio di aset-aset yang lebih berbeda,” tambahnya.
Sepanjang tahun 2024, BRI Life mencatatkan kinerja positif. Premi bruto tercatat sebesar Rp8,9 triliun, tumbuh 14,1% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp7,8 triliun. Perusahaan juga membayarkan klaim dan manfaat bruto senilai Rp6 triliun, naik 8,4% YoY.
Dari jumlah tersebut, klaim kematian mencapai Rp2,4 triliun dan klaim penebusan polis (surrender) sebesar Rp1,5 triliun. Laba bersih BRI Life melonjak 42,1% YoY menjadi Rp760,4 miliar dari Rp535,2 miliar pada 2023.
Total aset perusahaan pun meningkat 12,2% YoY menjadi Rp26,4 triliun. Sementara pendapatan total naik 6,6% YoY menjadi Rp9,8 triliun.
Meski begitu, hasil investasi perusahaan mengalami tekanan akibat pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkontraksi 2,65% sepanjang 2024. Hasil investasi BRI Life turun 14,3% YoY dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,0 triliun.
Namun secara kesehatan finansial, BRI Life tetap berada dalam kondisi prima dengan Risk-Based Capital (RBC) sebesar 434,6%, jauh di atas batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%.