Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AFPI Sebut Kondisi Ekonomi Lesu Hambat Laju Pembiayaan Pinjol ke Sektor Produktif

AFPI mengungkapkan fintech P2P lending sektor produktif menerapkan strategi komunikasi dengan komunitas-komunitas UMKM untuk menjaga laju pembiayaan.
Warga mencari informasi tentang pinjaman oniline di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mencari informasi tentang pinjaman oniline di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Porsi outstanding pembiayaan fintech P2P lending atau pinjaman online kepada sektor produktif/UMKM per Maret 2025 mencapai 35,1% senilai Rp18,09 triliun, turun dibanding periode Januari dan Februari 2025.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik S.Djafar mengatakan bahwa penurunan porsi pembiayaan pinjaman online ke segmen produktif/UMKM tersebut disebabkan karena kondisi ekonomi domestik maupun global yang sedang lesu.

"Penyebab utama adalah kondisi ekonomi global dan domestik yang menurun yang menyebabkan semua pinjaman daring produktif lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit," kata Entjik kepada Bisnis, Kamis (15/5/2025).

Menyikapi kondisi tersebut, Entjik menjelaskan strategi yang dilakukan industri fintech P2P lending, khususnya perusahaan yang fokus pada pembiayaan produktif adalah tetap membangun komunikasi dengan komunitas-komunitas UMKM dan ultra mikro dalam menghadapi situasi ekonomi saat ini.

"Ini terutama apa dampak langsung yang dirasakan oleh pelaku usaha," ujarnya.

Dalam Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) 2023–2028, porsi pembiayaan fintech P2P lending kepada sektor produktif/UMKM ditargetkan bisa mencapai 50-70% pada 2027-2028.

Bukannya semakin mendekati target, realisasi pembiayaan P2P lending ke sektor produktif/UMKM per Maret 2025 justru semakin jauh dari tujuan. Berdasarkan tren, porsi pembiayaan P2P lending ke sektor produktif/UMKM per Februari 2025 mencapai 36,53%, sementara per Januari 2025 sebesar 35,64%.

Entjik mengatakan saat ini industri P2P lending sedang bekerja keras untuk mencapai target pemerintah sesuai yang termuat dalam Peta Jalan.

"Kita berupaya keras untuk mengejar target, namun tentunya hal tersebut tergantung dari kondisi ekonomi nasional," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper