Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amartha: Indonesia Timur Punya Potensi Besar bagi Industri P2P Lending

Amartha melihat potensi Indonesia Timur sebagai lokasi yang menyimpan peluang besar bagi industri P2P lending.
Logo Amartha/amartha.com
Logo Amartha/amartha.com

Bisnis.com, DENPASAR – Perusahaan penyelenggara fintech P2P lending, PT Amartha Mikro Fintech (Amartha) melihat potensi Indonesia Timur sebagai lokasi yang menyimpan peluang besar bagi industri. 

Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto menjelaskan alasan tersebut adalah karena geliat ekonomi mikro di sana masih menunjukkan pertumbuhan meskipun secara makro ekonomi dihadapkan tantangan ketidakpastian.

"Kami lihat potensi Indonesia Timur sangat baik. Di tengah pelemahan ekonomi global ternyata pelaku usaha mikro yang bisa kita lihat di sini, seperti penjual jamu hingga pie susu masih tetap berkembang karena sudah terekspose informasi pengelolaan bisnis yang baik, ditambah akses permodalan dari Amartha," kata Aria saat ditemui dalam acara Asia Grassroots Forum 2025 di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/5/2025).

Sebagai perusahaan fintech P2P lending yang fokus pada pembiayaan usaha skala ultra mikro dan mikro, portofolio pembiayaan Amartha sebesar 60% terkonsentrasi di luar Pulau Jawa dan sisanya 40% berada di Jawa.

Aria merinci, portofolio Amartha paling besar tersebar di Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur hingga Bali.

Dari kualitas pinjaman yang diberikan, Tingkat Wanprestasi Pinjaman di atas 90 hari atau TWP90 (kredit macet) Amartha juga masih aman berada di level sekitar 3%.

"Jadi, ketika angka itu masih di bawah ambang batas ketentun 5% masih wajar. Kalau di Amartha kami jaga kredit macet sesuai dengan target pertumbuhan. Kalau kita tumbuh lebih besar ada sektor-sektor yang lebih berisiko. Ini kita selektif apa mau digas atau direm. Jadi, fokus kami di kualitas," tegasnya.

Menanggapi anggapan bahwa di tengah situasi pelemahan ekonomi pembiayaan produktif lebih berisiko sehingga kurang menguntungkan dibanding pembiayaan konsumtif, Aria justru memandang hal yang sebaliknya.

"Kalau konsumtif tidak ada jaminan modal dipakai untuk hasilkan uang. Kalau produktif justru risikonya lebih rendah karena uanganya dipakai sesuatu untuk hasilkan penghasilan. Jadi, kenapa Amartha fokus di produktif karena sebenarnya risikonya lebih rendah dibandingkan konsumtif," pungkasnya.

Merujuk data OJK per Februari 2025, total outstanding pinjaman online di Jawa sebesar Rp56,70 triliun dengan TWP90 di level 3,11%. Sementara, outstanding pinjaman yang disalurkan di luar Jawa sebesar Rp23,37 triliun dengan TWP90 di level yang lebih rendah, yakni 1,97%.

Agar perbandingan tersebut lebih apple to apple mempertimbangkan besaran outstanding, ada wilayah di luar Jawa yang memiliki outstanding lebih besar namun dengan TWP90 yang lebih kecil dibandingkan wilayah di Jawa.

Contohnya, outstanding pinjaman per Februari 2025 yang disalurkan di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat sebesar Rp1,15 triliun dengan TWP90 di level 1,99%. Sementara, outstanding pinjaman di Bali per Februari 2025 tercatat sebesar Rp1,60 triliun dengan TWP90 di level 1%.

Sementara bila ditinjau berdasarkan pertumbuhan outstanding tertinggi, pertumbuhan di Jawa tercatat sebesar 23,10% YoY sementara di luar Jawa sebesar 55,43%.

Wilayah dengan pertumbuhan paling besar adalah Maluku Utara dengan pertumbuhan 158,35% YoY, disusul Sulawesi Tenggara dengan pertumbuhan 153,25% YoY, Maluku dengan pertumbuhan 124,42% YoY, kemudian Nusa Tenggara Timur dengan pertumbuhan 105,37% YoY.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper