Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank menimbang-nimbang untuk merilis layanan beli sekarang bayar nanti atau buy now pay later (BNPL) dalam waktu dekat. Kendati pengembangannya terus berlanjut, tren layanan paylater tak luput dari evaluasi bank dalam menentukan waktu peluncuran produk serupa.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menyatakan bahwa penambahan fitur paylater dalam super apps BTN masih dikembangkan. Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu berharap pengembangan layanan tersebut dapat rampung dalam waktu dekat, meskipun peluncurannya harus menunggu momentum yang tepat.
“Saya, sih, berharap akhir tahun masih bisa terkejar, tetapi sambil lihat cuaca, paylater ini belakangan di market masih bagus atau enggak sebelum kita launching,” katanya saat ditemui di Menara 1 BTN, Jakarta Pusat, dikutip pada Minggu (8/6/2025).
Menurutnya, hal tersebut menjadi pertimbangan tersendiri. Bank tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan produk yang lebih konvensional seperti kartu kredit.
Persepsi konsumen terhadap layanan paylater juga menjadi perhatian. Terlepas dari itu, Nixon memastikan bahwa pengembangan fitur BNPL di BTN terus berjalan.
“Pengembangannya jalan terus, tetapi [melihat] timing dulu sebelum launching ke luar. BNPL ini kan ada sebagian namanya agak jelek sekarang, ya. Itu juga kita harus hati-hati,” tegasnya.
Baca Juga
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI belum tampak akan merilis fitur paylater dalam waktu dekat. Saat ditemui awak media di The Tower BSI, Jakarta Pusat pada Rabu (4/6/2025), Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menyatakan bahwa pihaknya tengah melihat kembali pengembangan layanan tersebut.
Pihaknya hanya menyampaikan bahwa fokus BSI saat ini masih berada pada pengembangan layanan pembiayaan emas, usai mendapatkan mandat sebagai bullion bank alias bank emas sejak Februari lalu.
Rencana BSI untuk merambah layanan paylater disampaikan SEVP Digital Banking BSI Saut Parulian Saragih pada pertengahan tahun lalu. Konsep awal itu disampaikan pada saat perseroan menggarap super apps yang kini bernama Byond by BSI.
“Kemungkinan begitu [rilis paylater pada 2025], cuma kita masih kejar terus, kok. Karena masih banyak juga yang sedang dikerjakan. Ini kan super apps pekerjaan besar, ya, jadi kita fokus ke situ dulu,” ujarnya, Selasa (20/8/2024).
Adapun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 26,59% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp21,35 triliun, seiring dengan jumlah rekening paylater yang mencapai 24,36 juta pada April 2025.
“Porsi kredit buy now pay later atau BNPL perbankan tercatat sebesar 0,27%, tentu masih sangat kecil jika dibandingkan dengan total kredit perbankan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (2/6/2025).
Namun demikian, laju pertumbuhan baki debet BNPL perbankan ini turun dari capaian Maret 2025 yang tercatat sebesar 32,18% (YoY) menjadi Rp22,78 triliun. Jumlah rekening pun melandai dari 24,56 juta pada bulan ketiga tahun ini.
Realisasi itu juga lebih rendah dari pertumbuhan per Februari 2025 yang sebesar 36,6% (YoY) hingga mencapai Rp21,98 triliun dan jumlah rekening sebanyak 23,66 juta. Torehan pada Januari 2025 pun lebih tinggi dengan baki debet kredit BNPL yang tumbuh 46,45% (YoY) menjadi Rp22,57 triliun, serta jumlah rekening yang mencapai 24,44 juta.