Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk. (JMAS) atau JMA Syariah membukukan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 18% year on year (YoY) dalam semester I/2025. Pertumbuhan ini di tengah peran JMA Syariah sebagai penyelenggara asuransi haji 2025.
Direktur Utama JMA Syariah Basuki Agus mengatakan capaian tersebut telah melebihi target yang ditetapkan perusahaan. Meski demikian, dia tidak menjelaskan target yang ditetapkan perusahaan pada 2025 ini.
"Berdasarkan data per 30 Juni 2025, pencapaian kontribusi bruto perusahaan sebesar 135% dibandingkan dengan target per semester 1 tahun 2025, dan ada kenaikan 18% dibandingkan tahun 2024 lalu. Sedangkan, klaim ada penurunan 8% dibandingkan tahun 2024 lalu," kata Basuki kepada Bisnis, Kamis (17/7/2025)
Bila menilik data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), dalam empat bulan pertama 2025 kinerja premi asuransi jiwa syariah memang lebih baik dibanding asuransi umum syariah
Dalam periode Januari-April 2025, premi asuransi jiwa syariah tumbuh 14,90% YoY menjadi Rp8,20 triliun. Sebaliknya, premi asuransi umum syariah terkoreksi 23,28% YoY menjadi Rp0,87 triliun.
Menuju akhir 2025, Basuki melihat prospek asuransi syariah sangat menjanjikan.
Baca Juga
"Kami melihat industri asuransi syariah memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Dengan dukungan regulasi, pertumbuhan kesadaran masyarakat, serta sinergi antar lembaga keuangan syariah, kami meyakini industri ini akan tumbuh secara berkelanjutan dan inklusif sekaligus menjawab kebutuhan proteksi yang sesuai dengan nilai-nilai syariah dan budaya masyarakat Indonesia," tegasnya.
Adapun torehan premi yang didapat JMA Syariah sepanjang semester I/2025 sebesar 40% dikontribusikan dari channel distribusi kerja sama bank atau bancassurance. Basuki mengatakan kerja sama antara asuransi syariah dan bank syariah sangat efektif dalam memperluas penetrasi pasar, meningkatkan literasi, serta membangun kepercayaan terhadap produk asuransi syariah.
"Namun, efektivitas ini akan maksimal jika didukung oleh edukasi, integrasi sistem dan model kerja sama yang saling menguntungkan," ungkapnya.
Saat ini, JMA Syariah menyambut hadirnya perbankan syariah milik Muhammadiyah. Salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia ini sedang berencana membentuk Bank Umum Syariah (BUS) melalui merger antar Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) atau BPR Syariah Matahari.
Menurutnya, kehadiran BUS Muhammadiyah nantinya akan menjadi sebuah langkah besar dalam memperkuat ekosistem keuangan syariah nasional. Hadirnya BUS Muhammadiyah tersebut diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi strategis dalam menghadirkan solusi keuangan dan perlindungan yang semakin beragam khususnya untuk produk asuransi pembiayaan.
"Dengan basis massa Muhammadiyah yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia, BUS Muhammadiyah berpotensi menjadi kanal distribusi produk asuransi syariah ke segmen masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau. Ini membuka akses kepada jutaan anggota dan simpatisan Muhammadiyah untuk lebih mengenal dan menggunakan produk asuransi berbasis syariah," pungkasnya.