Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan BI Rate Tekan Sektor Riil

Kenaikan suku bunga Bank Indonesia atau BI rate sebesar 25 Bps menjadi 7,5% akan menekan beberapa sektor perekonomian.

Bisnis.com, MEDAN - Kenaikan suku bunga Bank Indonesia atau BI rate sebesar 25 Bps menjadi 7,5% akan menekan beberapa sektor perekonomian.

Gunawan Benjamin, Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatra Utara, mengatakan BI memiliki alasan untuk menaikkan BI Rate agar dapat menekan laju pertumbuhan ekonomi.

BI juga beralasan penaikkan BI Rate dapat menekan impor dan memperbaiki defisit neraca perdagangan.

"Tidak ada pilihan lain sepertinya bagi BI, alasan BI sudah bisa diperkirakan sebelumnya dengan menaikkan BI Rate yang memang akan menekan sektor rill," tuturnya, Rabu (13/11/2013).

Selain itu, sambungnya, sektor industri yang rentan terhadap kenaikan BI rate adalah sektor keuangan. Di dalamnya ada bank hingga perusahaan pembiayaan.

Perusahaan-perusahaan tersebut sangat sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga. Maklum saja, jika suku bunga naik, mereka akan menyesuaikan tingkat bunga pinjaman.

"Alhasil penjualan menurun dan yang mengkhawatirkan kredit macet (NPL) berpeluang mengalami kenaikan," katanya.

Sektor selanjutnya yang akan mengalami beban berat adalah sektor properti. Sektor properti banyak mengandalkan pinjaman bank, kenaikan BI Rate akan membuat biaya cicilan semakin meningkat.

Kebijakan uang muka yang tinggi serta kenaikan BI Rate jelas akan membuat masyarakat enggan mengambil kredit properti. Bisa dipastikan sektor properti akan mengalami tekanan manakala BI rate dinaikkan.

Kemudian pada sektor konsumsi. Dia menilai beban berat laju tekanan inflasi yang diiringi dengan kenaikan BI Rate akan membuat uang beredar ditarik ke sistem perbankan.

Menurutnya konsumsi masyarakat mengalami tekanan, inflasi yang pada awalnya memicu jumlah uang beredar akhirnya kembali mengalir ke Perbankan seiring dengan kenaikan BI Rate.

Tentunya dengan laju kenaikan inflasi dan BI Rate tersebut, bisa dipastikan perusahaan-perusahaan ritel barang konsumsi berpeluang mengalami penurunan.

Muaranya nanti akan memukul perusahaan dengan skala produksi yang lebih besar.

Secara keseluruhan, kata dia, memang sektor ril mengalami tekanan di saat BI Rate dinaikkan.

Ketiga sektor tersebut diatas merupakan contoh perusahaan yang paling banyak mengalami kerugian, walaupun masih banyak sektor lain yang akan dirugikan dengan kenaikan BI Rate.  (ra)

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper