Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi pada Januari 2014 yang mencapai 1,07% dinilai belum perlu direspons dengan penaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM), menilai suku bunga baru bisa dinaikkan ketika rupiah merosot hingga level Rp12.500 perdolar AS.
“Tidak perlu menaikkan BI rate sekarang, untuk membantu mengurangi defisit neraca perdagangan,” katanya, Senin (3/2/2014).
Menurutnya, tahun ini bank sentral tidak perlu menaikkan BI Rate karena inflasi diproyeksi akan tetap rendah sepanjang tahun sebab tidak ada potensi pengerek inflasi seperti kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif listrik. Inflasi diperkirakan akan berada pada kisaran 5,5%-6,5% sepanjang tahun ini.
Tony berpendapat pemerintah masih akan terus mempertahankan subsidi BBM di tahun ini untuk mempertahankan stabilitas politik.
“Incumbent tentu saja ingin aman sampai akhir masa jabatan, sementara nanti presiden terpilih juga akan berhati-hati di tahap awal,” katanya.