Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi nilai tukar rupiah yang membaik dan cenderung stabil serta tingkat inflasi yang masih terjaga diyakini menjadi faktor penting yang dapat menjadi pertimbangan untuk menurunkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengatakan ada peluang penurunan BI rate sebesar 0,25% pada bulan ini, mengingat kondisi nilai tukar yang semakin membaik dan tingkat inflasi yang cukup terkendali.
“Ada ruang untuk turun setidaknya sebesar 0,25%,” katanya, Rabu (12/3/2014).
Jika pun tidak turun, dia memprediksi Bank Sentral akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada angka 7,5%.
Kondisi ini, katanya, masih akan berlanjut setidaknya hingga bulan depan yakni menjelang diselenggarakannya pemungutan suara untuk Pemilu Legislatif.
Kendatipun ada even besar, namun BI tidak perlu bereaksi dengan menaikkan suku bunga acuan jika tidak terjadi perubahan fundamental dalam perekonomian.
Menurutnya, kondisi suku bunga akan sangat bergantung kepada sikap BI. Jika BI mengambil sikap konservatif maka BI rate akan tetap, namun bila BI bersikap lebih responsif maka bunga acuan akan turun.
Keputusan mengenai penentuan BI rate akan dibahas dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang rencananya akan diselenggarakan pada Kamis (13/3/2014).