Bisnis.com, JAKARTA - Selama semester I/2017, PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE) membukukan penurunan laba lantaran peningkatan beban biaya.
Dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan Selasa (1/8/2017), tercatat laba bersih Bank BKE pada tahun berjalan mencapai Rp13,44 miliar, turun 39,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp22,24 miliar.
Presiden Direktur Bank BKE Sasmaya Tuhuleley menyatakan pertumbuhan laba Bank BKE tertekan lantaran kenaikan beban sehingga membuat pendapatan dan laba operasional tergerus.
"Masalah laba yang menurun penyebabnya karena ada biaya dana naik akibat penerbitan subdebt. Juga karena pembentukan cadangan yang cukup banyak karena beberapa kredit lama sebelum 2014 yang kualitas memburuk," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/8/2017).
Secara lebih detail, dalam enam bulan pertama ini Bank BKE masih mencatat kenaikan pendapatan bunga bersih dari Rp99,58 miliar ke level Rp103,76 miliar serta kenaikan pendapatan nonbunga dari Rp8,5 miliar ke Rp11,22 miliar.
Akan tetapi, kenaikan pendapatan operasional tersebut lebih rendah dari kenaikan beban nonbunga yang tumbuh ke level Rp96,62 miliar dari posisi Rp66,68 miliar. Salah satu pembentuk beban biaya yakni kerugian penurunan nilai aset keuangan untuk kredit senilai Rp29,82 miliar.
"Ini konsekuensi karena konsep kami pencadangannya mendekati 100%. Kalau laba menjadi turun tidak apa-apa, lebih baik kami biayai dulu, nanti kalau kreditnya sudah selesai nantinya (dana CKPN) akan kembali," tuturnya.