Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Dana Kelolaan Perbankan Butuh Insentif

Peningkatan volume bisnis dana kelolaan perbankan dinilai terhambat karena kurangnya insentif otoritas dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Nasabah melakukan transaksi perbankan di myBCA di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman
Nasabah melakukan transaksi perbankan di myBCA di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Peningkatan volume bisnis dana kelolaan perbankan dinilai terhambat karena kurangnya insentif otoritas dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia, total nilai surat berharga bank umum konvensional pada April 2019 tercatat Rp1.031,63 triliun, atau turun 5,49% (year-on year/yoy). Penurunan paling tajam ditunjukkan oleh surat perbendaharaan negara (SPN), yakni 33,55% (yoy).

Kepala Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Lando Simatupang menuturkan tren perkembangan dunia usaha saat ini akan mendorong pelaku industri perbankan untuk semakin kompetitif dalam penyaluran kredit, yang akan berdampak pada pengikisan pendapatan bunga.

Salah satu produk yang dapat digenjot untuk menciptakan sumber pendapatan alternatif adalah bisnis dana kelolaan.

Namun, dikarenakan mahalnya biaya pengembangan SDM dana kelolaan tersebut dan kurangnya insentif, perbankan cenderung pasif dan bertahan dengan SDM yang ada dalam menjalankan bisnis dana kelolaan. Pada akhirnya, hal ini berdampak pada stagnasi pengembangan bisnis ini.

"Pendapatan bunga perbankan pasti akan berkurang seiring perkembangan zaman. Maka dari itu, otoritas harusnya mau kasih insentif. Lagi pula, iuran perbankan kan sudah banyak," katanya, Senin (2/6/2019).

Dia menuturkan biaya pendidikan dan sertifikasi SDM untuk mengisi posisi unit pengelola dana kelolaan tergolong mahal. Hal ini, menurutnya, membuat manajemen perbankan tidak berani mengambil tindakan terlalu jauh.

Di samping itu, bisnis dana kelolaan ini masih belum dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi karena berbagai kendala di pasar keuangan dalam negeri.

Hal ini makin membuat pelaku industri perbankan semakin dalam mempertimbangkan peningkatan investasi untuk pendalaman bisnis dana kelolaan ini.

"Kalau dipaksakan juga malah akan berbahaya karena akan meningkatkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional [BOPO], yang justru tidak akan bagus bagi kinerja bank itu sendiri," katanya.

Adapun, rasio BOPO bank umum pada April 2019 ini telah berada pada posisi 83,48% atau naik 389 basis poin dari April tahun lalu yang sebesar 79,59%.

Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Aviliani juga mengamini mahalnya biaya pengembangan SDM dana kelolaan dan kurangnya insentif dari otoritas.

"Iya memang kalau mau ditanggung sendiri memang sangat mahal. Seharunya ada relaksasi aturan dalam proses pengembangan SDM dana kelolaan ini," ujarnya.

Meski demikian, Aviliani juga menggarisbawahi kurang aktifnya perbankan Tanah Air dalam menggarap dana kelolaan dari nasabah ritel.

Bahkan, bisnis dana kelolaan hanya dianggap sebagai pelengkap oleh bank-bank papan atas untuk menjaga simpanan nasabah-nasabah kaya.

Di samping itu, Aviliani juga menuturkan bahwa pemerintah juga harus mulai memperbolehkan diversifikasi produk dana kelolaan, yakni mortgage bagi orang asing.

Hal ini cukup berisiko karena sempat membuat kekacauan pada 2008 di Amerika. Namun, menurutnya, mortgage ini cukup baik untuk diterapkan sebagian di Tanah Air guna membuka saluran pendapatan non bunga alternatif bagi industri jasa keuangan.

"Mortgage untuk orang asing ini seharusnya sudah mulai dipikirkan untuk diterapkan. Ini juga bisa mengundang investasi asing langsung [foreign direct investment/FDI]."

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper