Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Kecil Disarankan Merger, Perlukah?

Bank-bank dengan modal kecil disarankan untuk melakukan konsolidasi atau merger agar bisa bersaing di industri perbankan nasional. Namun, tak sedikit bank yang mencoba untuk bertahan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara (kanan) dan Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Hafidz Arfandi memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Di Bawah Bayangan Perang Dagang & Ancaman Defisit Berkepanjangan, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara (kanan) dan Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Hafidz Arfandi memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Di Bawah Bayangan Perang Dagang & Ancaman Defisit Berkepanjangan, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan


Bisnis.com, JAKARTA—Bank-bank dengan modal kecil disarankan untuk melakukan konsolidasi atau merger agar bisa bersaing di industri perbankan nasional. Namun, tak sedikit bank yang mencoba untuk bertahan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per April 2019, aset Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I sedikit membaik, tercatat sebesar Rp74,74 triliun, setelah sempat menurun drastis sejak 2015.

Aset BUKU II juga meningkat menjadi Rp853,19 triliun yang sebelumnya sempat menurun pada 2018.

Sementara itu, pangsa pasar BUKU I dan II juga mengalami peningkatan dengan masing-masingnya sebesar 0,97% dan 11,04%.

Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah mengatakan, bank dengan modal kecil memang didorong untuk segera merger atau diakuisisi oleh bank besar.

Namun, proses untuk merger bukanlah proses yang mudah di mana bisnis perbankan nasional dinilai masih sangat menarik dengan tingkat keuntungan yang tinggi.

"Pemilik bank kecil swasta nasional di BUKU I tampaknya memanfaatkan peluang di mana izin bank baru tidak mungkin dikeluarkan lagi oleh OJK dalam rangka konsolidasi perbankan nasional. Arahnya justru jumlah bank dikurangi," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/7/2019).

Menurut Piter, bank-bank kecil menunggu tawaran tertinggi untuk diambil alih atau diakuisisi. Hal inilah yang menyebabkan merger hampir tidak mungkin terjadi.

Piter menimpali, dengan situasi di industri perbankan saat ini, perbedaan antara BUKU I dan II dengan bank besar, khususnya BUKU IV cukup besar, sehingga menyebabkan persaingan tidak berjalan kondusif bagi perekonomian nasional.

Dia menilai, regulator seharusnya memberi batas waktu proses konsolidasi. Artinya, bank-bank kecil ini harus dipaksa dalam periode waktu tertentu utk merger, diakuisi, atau memperbesar modal.

"Harusnya OJK punya timeline, misalnya dalam 5 tahun kedepan BUKU I harus masuk BUKU II, dalam 10 tahun semua yang tersisa tinggal bank BUKU III dan IV. Bank yang tidak memenuhi harus memilih merger, akuisisi atau tutup," jelas Piter.

Sementara itu, Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan bank dengan modal kecil memiliki kontribusi yang besar, khususnya dalam menyalurkan pembiayaan di sektor yang tidak terjangkau oleh bank besar.

"Salah satunya UMKM daerah, tapi keberadaan KUR [kredit usaha rakyat] juga banyak menekan bank kecil, akhirnya terjadi kanibalisme," katanya.

Bhima mengutarakan, selain mendorong merger, seharusnya ada solusi lain, misalnya dengan memfasilitasi channeling bank besar dengan BUKU I dan II.

Aturan penyaluran 20% kredit UMKM oleh bank bisa diubah menjadi bank wajib menyalurkan 20% kredit mikro melalui bank kecil. Jadi, menurut Bhima, ada jaringan kredit yang lebih luas.

Selain bersaing di industri perbankan nasional, bank kecil juga harus menghadapi persaingan dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin).

Oleh karena itu, menurut Bhima, harus diatur juga regulasi kerja sama antara perusahaan tekfin dengan bank-bank kecil.

Selain itu, Bhima menambahkan ada beberapa bank yang memang sudah kuat tanpa harus merger, misalnya bank milik taipan yang pertumbuhan bisnisnya dipengaruhi oleh bisnis grup.

Senada, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Marutho mengatakan BUKU I dan II tidak perlu dipaksa untuk konsolidasi.

"Ini kan seleksi alam. Menurut saya dibiarkan saja, kita kan punya daerah hamparan yang luas, tidak hanya di kota besar," kata Ramdhan.

Bagi BUKU I dan II yang sudah memiliki pasar dan bisa menjalankan fungsi bank dengan baik, maka secara otomatis, bank tersebut akan bisa bertahan.

"Pemerintah bisa menyarankan untuk merger, tapi kalau bank bisa survive dan berhasil bermain di segmen mereka sih sebenarnya tidak ada masalah. Mereka bisa bertahan asal dikelola dengan baik," tuturnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper