Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank DBS Indonesia mendorong peran tenaga kerja berusia muda untuk mengisi posisi strategis.
Saat ini 49% posisi vice president (VP) di bank tersebut diisi oleh generasi milenial dan 18% posisi asisstant vice president (AVP) diisi oleh generasi yang lahir pada rentang 1981 hingga 1994 tersebut.
Chief Executive Officer of DBS Bank Piyush Gupta mengatakan bahwa perbankan perlu menata kembali industrinya seiring dengan perkembangan zaman. “Atau perbankan akan musnah,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis Sabtu (12/10/2019).
Saat ini DBS Indonesia secara aktif melakukan penyesuaian sumber daya manusia. Bank berupaya menyeimbangkan tenaga kerja junior dan senior pada posisi strategis untuk mencapai transformasi perbankan.
Saat ini generasi baby boomers tersisa 1% dari total tenaga kerja, gen X sebanyak 31%, gen Y 67%, dan gen Z 1%.
Managing Director Head of Digital Banking DBS Indonesia Leonardo Koesmanto mengatakan bahwa tenaga kerja junior dan senior memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki posisi strategis. Hal itu dilakukan seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut bank bertransformasi.
Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi, DBS Group juga memanfaatkan teknologi dalam proses perekrutan tenaga kerja. Perusahaan menggunakan Jobs Intelligence Maestro (JIM) yang merupakan perekrutan virtual yang menggunakan tenaga kecerdasan buatan.
“Dalam proses perekrutan, DBS Group juga menerapkan sistem Hack2Hire, di mana DBS Group telah berhasil merekrut 500 digital marketer, system engineers, data scientists dan full stack developer,” tambah Leonardo.
Tak hanya itu, untuk menjaga semangat kerja generasi milenial, DBS Group mengadopsi budaya perusahaan rintisan. Hal ini diterapkan melalui konsep open workspace yang memungkinkan karyawan saling berinteraksi dengan bebas.