Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Sejumlah Bank Milik Taipan Tahan Pandemi, Ditopang Grup Usaha

Dari 15 bank milik konglomerat yang direkap Bisnis, 9 bank di antaranya mencetak pertumbuhan laba.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas bank milik para konglomerat mencetak kinerja apik selama 9 bulan tahun ini. Salah satu pendorongnya berasal dari dukungan grup usaha.

Dari 15 bank milik konglomerat yang direkap Bisnis, 9 bank di antaranya mencetak pertumbuhan laba.

Misalnya, empat bank di bawah perusahaan milik Chairul Tanjung PT Mega Corpora, yakni PT Bank Mega Tbk., PT Bank Mega Syariah, PT Bank Sulutgo, dan PT Bank Sulteng, kompak membukukan pertumbuhan laba masing-masing 27,77 persen, 109,62 persen, 7,68 persen, dan 54,02 persen secara year on year (yoy).

Demikian pula, PT Bank Sinarmas Tbk. di bawah naungan Sinarmas Group, PT Bank Ina Perdana Tbk. yang berada di bawah Grup Salim, serta PT Bank Nationalnobu Tbk. yang berada di bawah Grup Lippo milik Mochtar Riady. Juga PT Bank BCA Syariah dan PT Bank Sahabat Sampoerna.

Laba BCA Syariah tumbuh 13,69 persen yoy menjadi Rp44,10 miliar per September 2020. Direktur PT BCA Syariah Rickyadi Widjaja mengatakan pertumbuhan laba berasal dari optimalisasi pendapatan dari pembiayaan yang disalurkan.

Dia mengatakan bank mendapatkan dukungan dari induk usaha berupa setoran modal sebesar Rp1 triliun pada tahun lalu. Dari situ, perseroan dapat mendorong pembiayaan lebih ekspansif. Hal ini tercermin dari pembiayaan yang masih tumbuh 8 persen secara yoy per September 2020.

Kinerja Sejumlah Bank Milik Taipan Tahan Pandemi, Ditopang Grup Usaha

Nasabah bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri Bank Sinarmas./JIBI-Dwi Prasetya

Di samping itu, perseroan juga mendapatkan limpahan DPK dari induk sebagai implementasi Qanun LKS Aceh, sehingga mendorong rasio CASA yang otomatis memangkas biaya dana. Dukungan lain berupa infrastruktur agar layanan digital BCA Syariah dapat menyerupai induknya.

"Laba kami bisa tumbuh double digit karena pembiayaan yang masih tumbuh secara yoy dan cost of fund kami pangkas terus. Sampai akhir tahun laba bersih diperoyeksi sekitar Rp70 miliar, sesuai dengan RBB," katanya, Senin (16/11/2020).

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) Suria Dharma mengatakan kinerja bank sebenarnya tidak cukup dilihat dari laba, tetapi juga provisi dan coverage-nya.

"Bank besar memiliki coverage dan provision yang tinggi. Bank lebih kecil sering kali tidak mencadangkan tinggi, karena biaya provisi yang tinggi juga menekan laba bersih mereka. Walaupun demikian, adanya PSAK 71 juga memaksa bank kecil menaikkan CKPN," katanya, Senin (16/11/2020).

Lebih lanjut, Suria menambahkan faktor yang mendorong kinerja bank dalam grup usaha yakni kemampuan bank tersebut untuk menyalurkan kredit dan menghimpun DPK. Meski demikian, bank dalam grup usaha memiliki peluang pendanaan kepada grup dengan batasan maksimal yang diatur oleh regulator. Bank juga dapat menjaga kualitas kreditnya.

"Kinerja klien yang bagus walaupun satu grup tidak akan menaikkan laba bank. Hanya saja kualitas kreditnya mungkin lebih baik," imbuhnya.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan secara umum bank mengalami penurunan laba hingga kuartal III/2020 karena dampak pandemi.

Bank banyak melakukan restrukturisasi kredit dan lebih selektif menyalurkan kredit. Alhasil, pendapatan bunga turun, sementara biaya operasional tetap sama.

Adapun, bank milik konglomerat yang mencatatkan kinerja apik dinilai wajar karena ditopang grup usaha. Trioksa melihat bank yang memiliki grup usaha akan lebih terbantu oleh lini bisnisnya.

"Artinya mereka memiliki alternatif penyaluran kredit kepada grup usahanya sehingga lebih terkendali. Seperti Mega Corpora yang memiliki grup usaha di berbagai lini, juga dengan Sinarmas," katanya, Senin (16/11/2020).

Kinerja Sejumlah Bank Milik Taipan Tahan Pandemi, Ditopang Grup Usaha

Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mega di Jakarta, Rabu (11/11/2020)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Trioksa melihat prospek pertumbuhan laba bank milik para konglomerat tersebut masih positif sampai akhir tahun. Proyeksi ini melihat bank-bank yang mulai berani menyalurkan kredit seiring dengan ekonomi yang mulai bergeliat, serta grup usahanya yang ekspansif.

"Risiko secara umum sama, tetapi mereka tertopang dari grup usahanya yang banyak. Selama grup ini masih kuat di dalam bisnis, maka masih positif," katanya.

Dihubungi terpisah, Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo menuturkan usaha di sektor keuangan baik yang terkait dengan Panin Group maupun ANZ Group memiliki kinerja cukup baik.

Di samping itu, dia juga tak menampik kinerja usaha dari pemegang saham baik di luar sektor keuangan pun juga masih cukup stabil.

"Semua masih cukup baik. Hanya saja belum masuk dalam tahap ekspansi seperti masa sebelum pandemi," katanya, Senin (16/11/2020).

Berdasarkan catatan Bisnis, Bank Panin termasuk dalam bank umum kelompok usaha (BUKU) IV yang kinerja labanya tidak terpangkas terlalu dalam. Bahkan perseroan masih berharap dapat membukukan profitabilitas sampai akhir tahun sama seperti 2019.

Dalam Panin Financial Group, Bank Panin bersaudara dengan PT EPanin Ditcom, dan Panin Internasional. Perseroan sendiri memiliki beberapa anak usaha seperti PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk., dan PT Clipan Finance Indonesia Tbk.

Jika ditelusuri lebih jauh, taipan Mu'min Ali Gunawan pun tercatat memiliki saham di PT Jababeka Tbk. sekitar 21 persen.

Senada, Pemegang Saham Pengendali Bank PT Bank Maspion Tbk. (BMAS) Alim Markus mengkonfirmasi kinerja seluruh bisnis dalam grup masih cukup stabil di masa pandemi. Hal ini pula yang membuat kinerja perseroan tergolong sangat stabil melewati 2020.

"Bank kami masih bagus sekali," sebutnya.

Berdasarkan laporan kuartal ketiga tahun ini, Bank Maspion membukukan laba bersih Rp41 miliar, hanya turun 6,8 persen dari periode sama tahun lalu. Perseroan bahkan masih mampu membukukan pertumbuhan bersih 5,49 persen secara tahunan menjadi Rp5,74 triliun.

Alim memaparkan permintaan masyarakat terhadap produk Maspion masih cukup kuat selama masa pandemi. Integrasi bank dan semua bisnis juga cukup kuat dengan tata kelola risiko terjaga sehingga mampu menjawab momentum konsumsi masyarakat.

"Semua barang maspion yang consumer good tumbuh baik. Integrasinya dengan bank juga berjalan lancar," sebutnya.

Adapun, Maspion Grup memiliki sekitar 18 perusahaan terafiliasi termasuk Bank Maspion. Sektor bisnis cukup beragam dari perdagangan hingga industri pengolahan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper