Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Jiwa Moncer pada Triwulan I/2021, AAJI: Hati-Hati Kuartal II

Selain pandemi Covid-19 yang masih terjadi, terdapat sejumlah faktor lainnya yang bisa memengaruhi underwriting asuransi jiwa.
Karyawan berkomunikasi didekat logo beberapa perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Selasa (15/1/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berkomunikasi didekat logo beberapa perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Selasa (15/1/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengingatkan para pelaku industri asuransi jiwa untuk berhati-hati saat memasuki kuartal II/2021, setelah mencatatkan kinerja moncer pada triwulan pertama.

Selain pandemi Covid-19 yang masih terjadi, terdapat sejumlah faktor lainnya yang bisa memengaruhi underwriting asuransi jiwa.

"Kuartal kedua nanti mesti hati-hati karena Mei banyak libur, lalu ada banyak kebutuhan masyarakat untuk hari raya [lebaran], jadi ada kemungkinan kinerja kuartal kedua turun. Namun, jika dibandingkan [kuartal kedua] tahun kemarin pasti meningkat karena kemarin kan mulai pandemi Covid-19," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (5/2/2021).

Kondisi tersebut membuat adanya kemungkinan masyarakat melakukan klaim penarikan sebagian (partial withdrawal) karena kebutuhan dana menjelang lebaran. Selain itu, kasus Covid-19 berisiko meningkat pada periode libur, sehingga klaim asuransi kesehatan pun dapat terkerek.

Pada kuartal II/2021 pun terdapat kemungkinan regulasi terkait unit-linked dari OJK akan terbit. Menurut Togar, regulasi itu akan mengubah banyak hal di industri asuransi jiwa, sehingga tidak menutup kemungkinan operasional bisnis akan memerlukan penyesuaian.

"Ketentuan baru ini perubahannya cukup signifikan saya bilang, oleh karena itu bisa jadi salah satu alasan kinerja kuartal II/2021 melambat," ujarnya.

Togar pun mengkhawatirkan semua faktor yang dijelaskannya bukan hanya memengaruhi penjualan asuransi, tetapi juga terhadap kinerja pasar modal. Pergerakan harga saham yang saat ini masih volatil dikhawatirkan belum menjadi stabil pada kuartal II/2021.

"Situasi pasar modal sekarang itu sepi, kami khawatir itu berlanjut pada Mei 2021. Kami tentu berharap kenyataannya akan sebaliknya [dari perkiraan itu], cuma kami pikir ini harus diantisipasi," ujar Togar.

Berdasarkan statistik asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2021, sepanjang kuartal I/2021 industri asuransi jiwa mencatatkan premi Rp50,8 triliun atau tumbuh 24,7 persen (year-on-year/yoy) dari capaian sebelumnya Rp40,7 triliun. Catatan tertinggi secara bulanan terjadi pada Januari 2021 dengan premi Rp19,09 triliun.

Pembayaran klaim sepanjang kuartal I/2021 tercatat senilai Rp16 triliun atau turun 6,8 persen (yoy) dari sebelumnya Rp17,16 triliun. Adapun, perolehan investasi industri telah berbalik untung pada kuartal I/2021 yang mencapai Rp2,7 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai -Rp43,6 triliun.

Kondisi tersebut membuat laba industri asuransi jiwa pada kuartal I/2021 sebesar Rp1,7 triliun, berbalik untung dari periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi Rp844 miliar. Aset industri pada kuartal I/2021 senilai Rp549,6 triliun pun tumbuh 10,7 persen (yoy) dari sebelumnya Rp496,2 triliun.

Togar menjelaskan bahwa capaian kinerja industri asuransi menjadi pertanda bahwa kondisi ekonomi sudah membaik. Meskipun begitu, di industri asuransi jiwa, tingginya persentase pertumbuhan kinerja turut dipengaruhi perlambatan cukup signifikan pada tahun lalu, akibat pandemi Covid-19.

"Penyebabnya [premi naik] bisa macam-macam, mungkin karena daya beli masyarakat sudah naik sehingga kembali membeli produk asuransi. Bagaimana pun masyarakat memahami asuransi itu penting, sehingga banyak melakukan pembelian," jelasnya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper