Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan LPEI untuk UMKM Capai Rp14,5 Triliun per Juni 2021

LPEI terus berupaya meningkatkan kelas UMKM melalui layanan finansial dan program yang menyasar perbaikan aspek nonfinansial.
Indonesis Exim Bank (Bisnis/Dedi Gunawan)
Indonesis Exim Bank (Bisnis/Dedi Gunawan)

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menyalurkan sekitar Rp14,5 triliun terkhusus UMKM dari total realisasi pembiayaan mencapai Rp90,2 triliun per Juni 2021.

Direktur Pelaksana II LPEI Maqin Noorhadi menjelaskan bahwa di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, peningkatan kemampuan UMKM tetap menjadi fokus LPEI dalam menjalankan mandatnya, khususnya buat mereka yang berorientasi ekspor.

Terkini, penyaluran pembiayaan ekspor untuk UMKM telah mencapai Rp14,49 triliun kepada 303 debitur di 15 sektor industri. Angka ini tercatat mengalami net growth Rp335 miliar sejak akhir 2020.

"Ini tersebar di beberapa industri, tapi prioritasnya kepada kertas dan hasil kertas, tekstil, kayu dan hasil kayu, makanan-minuman, peternakan & perikanan, perkebunan, produk kimia, serta logam & produk logam. Di mana kebanyakan adalah industri unggulan komoditi Indonesia," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (16/8/2021).

LPEI terus membantu para UMKM baik dari aspek finansial maupun non-finansial untuk bisa naik kelas menjadi eksportir yang lebih baik. Salah satunya, lewat program restrukturisasi.

Dari Rp14,5 triliun, hampir 60 persen mendapatkan restrukturisasi. Adapun dari sisi jumlah debitur, yaitu hampir 40 persen dari 303 debitur mendapatkan restrukturisasi.

"Adapun untuk PKE yang dananya dialokasikan pemerintah, kita berhasil menyalurkan Rp408 miliar kepada 59 debitur, bisa menghasilkan multiplier effect menyerap 8.730 tenaga kerja baik langsung maupun tak langsung. Didominasi tujuan tradisional ekspor Indonesia, seperti Eropa, AS, Jepang, Jerman, Timur Tengah, China, Thailand, Australia, dll," tambahnya.

Sekadar informasi, LPEI juga memiliki tiga produk penugasan khusus berkaitan PKE yang dananya dialokasikan pemerintah, yaitu untuk UMKM, PKE Trade finance, dan PKE Kawasan tujuan ekspor Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

Maqin menambahkan, LPEI juga meningkatkan kelas UMKM melalui program yang menyasar perbaikan aspek nonfinansial, antara lain, program pelatihan rintisan eksportir baru Coaching Program for New Exporter (CPNE), program pengembangan masyarakat berbasis komoditas untuk menghasilkan devisa bertajuk 'Desa Devisa', dan marketing handholding, yaitu program untuk memasarkan UKM lokal melalui marketplace global.

“Sebagai Special Mission Vehicle [SMV] Kementerian Keuangan RI, kami juga mempertimbangkan aspek developmental dalam melakukan pembiayaan," ungkapnya.

Berdasarkan kajian yang dilakukan bersama Institut Pertanian Bogor (IPB), total pembiayaan LPEI senilai Rp90,4 triliun yang telah disalurkan LPEI memberikan dampak positif terhadap peningkatan investasi nasional sebanyak 2,43 kali atau Rp219 triliun, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 2,45 kali senilai Rp 221 triliun dan ekspor nasional 3,53 kali senilai Rp319 triliun.

Maqin mengungkap LPEI berharap pencapaian ini dapat berlanjut didukung bantuan dari segala pihak, sehingga peran LPEI dalam membantu UMKM meningkatkan kelasnya menjadi lokal yang mendunia dapat terus terlaksana.

Sekadar informasi, aset LPEI kini telah mencapai Rp89,8 triliun. Realisasi kinerja per Juni 2021 untuk layanan finansialnya, di antaranya mencapai Rp90,2 triliun untuk pembiayaan, penjaminan Rp8,3 triliun, asuransi Rp9,6 triliun, dan pendanaan Rp62,5 triliun.

Adapun, realisasi outstanding pembiayaan yang tercatat dari sisi produk, terbagi dalam Kredit Modal Kerja Ekspor Rp44,9 triliun, Kredit Investasi Ekspor Rp42,4 triliun, dan Trade Services Rp4,6 triliun.

Ke depan, untuk melanjutkan realisssi pembiayaan UMKM selama Januari-Juni 2021 di Rp776 miliar, pipeline pada semester II/2021 diharapkan menyentuh Rp2,21 triliun kepada 141 debitur baru.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper