Selain 5 poin tersebut, berikut 5 poin konsep hidup ala orang Jepang yang bisa Anda terapkan dalam sendi-sendi kehidupan. Simak yuk!
6. Kintsugi: Seni Memperbaiki Emas
Bentuk seni Jepang yang disebut sebagai kintsugi, yang berarti perjalanan emas dan kintsukuroi, mengacu pada perbaikan emas. Konsep ini sering dikaitkan dengan perbaikan tembikar yang rusak dengan pernis emas atau perak.
Praktik kintsugi berasal dari konsep wabi-sabi di mana ketidaksempurnaan dianggap mengagumkan. Nama itu sendiri mengacu pada perjalanan emas yang kita semua miliki sehingga perspektif ini dapat membantu kita merangkul kekurangan kita sendiri sebagai hiasan yang membuat diri lebih cantik dan indah.
Banyak seniman yang terinspirasi oleh konsep tersebut dan menyalurkan bentuk seni ini dalam karya mereka.
7. Gaman: Menjaga Kehormatan, Meski Dalam Tekanan
Istilah Jepang, Gaman mengacu pada kesabaran, ketekunan, dan toleransi. Individu yang menggunakan pola pikir ini akan bertahan dalam situasi sulit dengan pengendalian diri dan martabat.
Sementara itu, dalam ajaran Buddhis Zen, Gaman adalah strategi untuk tetap ulet dan sabar selama masa-masa sulit dan merupakan ciri kematangan emosi.
8. Shikata ga nai: Menerima dan Merelakan
Shikata ga nai atau Sho ga nai adalah frasa Jepang yang memiliki arti “tidak dapat diselamatkan” atau “memang seperti ini.”
Taka da yang dapat dilakukan pada sesuatu yang kejadian yang sudah terjadi. Shikata ga nai adalah soal menerima. Konsep tersebut mengacu pada menerima segala sesuatu yang tidak dapat diubah, merelakannya, dan melangkah maju.
9. Yuugen: Melihat Keindahan yang Tidak Terlihat
Yuugen adalah kata dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan sebagai "kedalaman misterius" dan mengacu pada kesadaran mendalam akan keindahan alam semesta yang melampaui penjelasan dengan kata-kata.
Setiap individu dapat merasakan nilai estetika pada suatu objek atau makhluk. Bahkan, individu dapat menemukan kehalusan dan kesulitan sebagai keindahan dalam dirinya sendiri.
10. Mono no aware: Empati
Secara harfiah, mono no aware berarti "kesedihan," tetapi juga diterjemahkan sebagai memiliki empati terhadap hal-hal dan ephemera - apa yang cepat berlalu. Individu yang menganut mono no aware memiliki kesadaran akan ketidakkekalan dan perasaan sentimen seperti kesedihan.
Mengikuti pola pikir dan hidup warga Jepang dapat membantu Anda melakukan self healing dan membuat Anda bebas dari stress. Coba terapkan, yuk!