Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Asuransi Kendaraan Bermotor Bisa Ngegas di 2022. Ini Pendorongnya

Kinerja asuransi kendaraan bermotor diproyeksi akan terdongkrak pada tahun ini, seiring mulai menggeliatnya industri otomotif.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA -- Lini bisnis asuransi kendaraan bermotor diprediksi masih menjadi salah satu kontributor utama premi industri asuransi umum atau kerugian. Para pelaku usaha asuransi umum pun optimistis kinerja dari lini bisnis tersebut dapat terdongkrak pada tahun ini, seiring mulai menggeliatnya industri otomotif.

Bisnis asuransi kendaraan bermotor mengalami penurunan selama pandemi Covid-19. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), sepanjang 2020, kinerja lini bisnis asuransi kendaraan bermotor terkoreksi hingga 21,3 persen year on year (yoy).

Kinerja lini bisnis tersebut pun berangsur membaik di 2021. AAUI mencatat premi dari lini bisnis kendaraan bermotor mencapai Rp11,17 triliun sampai dengan kuartal III/2021 atau tumbuh 1,5 persen yoy. Lini bisnis kendaraan bermotor merupakan kontributor terbesar kedua setelah lini bisnis asuransi properti, yang kontribusinya mencapai 20,3 persen terhadap total premi dicatat industri asuransi umum per kuatal III/2021.

Wakil Ketua AAUI Bidang Information and Applied Technology Dody Dalimunthe mengatakan, sumber bisnis asuransi kendaraan bermotor mayoritas berasal dari bisnis perusahaan pembiayaan. Penurunan bisnis industri pembiayaan selama pandemi Covid-19 pun kemudian turut berdampak pada bisnis asuransi kendaraan bermotor.

"Saat periode awal pandemi Covid-19 lalu di mana daya beli masyarakat berkurang, memang berdampak kepada pembelian kendaraan, sehingga banyak perusahaan pembiayaan atau multifinance mengalami penurunan bisnis yang berdampak ke kebutuhan atas polis asuransi kendaraan bermotor pun juga turun," ujar Dody kepada Bisnis, dikutip Jumat (14/1/2022).

Kondisi bisnis lini asuransi kendaraan bermotor diyakini akan membaik pada tahun ini. Menurutnya, optimisme tersebut seiring dengan mulai pulihnya kondisi perekonomian dan mulai meningkatnya produksi kendaraan bermotor.

"Gaikindo dan AISI menginformasikan peningkatan produksi setelah melihat aktivitas ekonomi mulai pulih. Hal ini akan berdampak kepada peningkatan penjualan mobil dan motor. Dengan demikian ada harapan untuk peningkatan polis asuransi kendaraan bermotor ke depan," katanya.

Di sisi lain, kontribusi dari lini asuransi kendaraan bermotor juga dinilai belum akan tergeser pada tahun ini. Dody memproyeksikan asuransi kendaraan bermotor masih menjadi kontributor utama total premi asuransi umum bersama asuransi harta benda atau properti. Hal ini dikarenakan aset rumah dan kendaraan banyak dimiliki oleh masyarakat.

Senada, Direktur PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk. Wayan Pariama menuturkan, penjualan asuransi kendaraan bermotor memang paling dominan didorong oleh bisnis pembiayaan. Hal ini karena kredit kendaraan bermotor dari perusahaan pembiayaan biasanya menyertakan paket asuransi, sehingga peningkatan bisnis pembiayaan kendaraan bermotor otomatis akan meningkatkan penjualan asuransi kendaraan bermotor.

Dia pun optimistis mulai menggeliatnya industri otomotif pada tahun lalu turut memberikan angin segar terhadap prospek bisnis asuransi kendaraan bermotor pada tahun ini.

"Di 2022, Gaikindo memperkirakan penjualan mereka bisa 900.000 unit, itu saja kenaikan 20 persen. Jadi gelombang itu yang harus kami bisa manfaatkan di samping kami memikirkan inovasi baru apa saja fitur-fitur yang relevan dengan kendaraan bermotor yang bisa kami tawarkan ke nasabah. Event di 2021, seperti GIIAS [Gaikindo Indonesia International Auto Show] lebih ramai di mana pencatatan penjualan naik tajam 110 persen dibandingkan sebelumnya. Itu yang ingin kami manfaatkan momentumnya," kata Wayan.

Menurutnya, dampak gelombang pandemi memang paling dirasakan oleh lini asuransi kendaraan bermotor. Hal ini selain karena penurunan penjualan kendaraan bermotor, juga disebabkan oleh sifat kredit kendaraan bermotor yang memiliki jangka waktu kredit relatif lebih pendek dibandingkan kredit properti.

"Portofolio asuransi properti, terutama properti yang kami peroleh dari perbankan itu jangka waktu asuransi cukup panjang, selama durasi daripada pinjamannya. Misal, beli rumah 5 tahun lalu, itu bayar premi untuk periode loan, misal, 10 tahun. Oleh karena itu, gelombang pandemi tidak begitu memukul portofolio asuransi properti yang durasinya panjang. Di kendaraan berbeda, karena orang beli kendaraan loan rata-rata 3 tahun, jadi lebih terasa di kendaraan itu," katanya.

Wayan menyebut, lini asuransi kendaraan bermotor merupakan penopang utama bisnis Zurich Asuransi Indonesia yang kontribusinya mencapai 48 persen dari seluruh total portofolio bisnis perseroan.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT KSK Insurance Indonesia Suharjo Lumbanraja menuturkan, lini asuransi kendaraan bermotor yang menjadi lini bisnis paling prospektif di industri asuransi umum, diperkirakan akan tumbuh 1-5 persen pada 2022. Suharjo mengatakan, peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada 2021 memberikan dampak positif bagi pertumbuhan premi asuransi kendaraan bermotor.

"Pada 2020, ketika pandemi melanda, premi kendaraan bermotor alami konstraksi paling tinggi mencapai 21 persen karena penjualan kendaraan bermotor dari Gaikindo juga alami penurunan sangat tajam. Di 2021, ketika jualan kendaraan bermotor meningkat, bisnis asuransi kendaraan bermotor alami perbaikan. Kalau lihat data dan proyeksi Gaikindo, kami perkirakan premi asuransi kendaraan bermotor tumbuh 1-5 persen," katanya.

Namun demikian, perbaikan kinerja pada lini bisnis asuransi kendaraan bermotor, maupun pertumbuhan industri asuransi umum secara keseluruhan pada tahun ini juga akan bergantung pada pengendalian Covid-19 yang menjadi faktor kunci pergerakan ekonomi dan masyarakat.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper