Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank DBS Indonesia meyakini bisnis kartu kredit masih memiliki prospek yang baik. Kendati saat ini kompetisi semakin ketat, seperti dengan hadirnya fitur paylater dari perusahaan finansial berbasis teknologi (fintech).
Head of Card Business Bank DBS Indonesia Ari Lastina menyatakan bahwa keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 sudah terlihat dengan adanya pemulihan ekonomi di sejumlah sektor dan berdampak ke bisnis kartu kredit.
“Kami melihat nasabah semakin mencari financial freedom yang memberikan mereka kebebasan membayar kapan saja dan bebas ribet,” kata Ari kepada Bisnis, Rabu (25/5/2022).
Ari menilai kartu kredit menjadi opsi yang atraktif dengan penerimaan yang luas di seluruh dunia, yang diikuti dengan adanya promo dan rewards yang menarik.
“Saat ini, transaksi pembelanjaan di kategori travel sudah meningkat dua kali lipat di 2022, begitu juga dengan penetrasi transaksi online atau e-commerce,” tuturnya.
Ari menyampaikan dengan melihat keadaan kuartal I/2022, Bank DBS Indonesia melihat prospek kartu kredit di kuartal II sampai akhir tahun trennya akan terus tumbuh dan bisa membaik dibandingkan sebelum periode pandemi.
Adapun untuk mengoptimalkan layanan kartu kredit, Bank DBS Indonesia juga memberikan pengembangan solusi platform digital yang lengkap menjadi salah satu aspek terpenting dalam melayani kebutuhan nasabah kartu kredit kami.
Lebih lanjut, perseroan juga menyatakan selalu terbuka untuk melakukan kerja sama untuk menerbitkan kartu kredit.
“Kami selalu terbuka dan melihat kesempatan untuk melakukan kerja sama yang strategis dengan perusahaan yang ingin menerbitkan kartu kredit serta mempunyai misi dan visi yang sejalan,” ucapnya.
Sementara itu, Bank Indonesia mencatat nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit tumbuh 12,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp764,5 triliun.