Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wacana Hapus Kredit Macet, Pelaku UMKM: Jangan Buat Kami Bermimpi

Wacana penghapusan kredit macet UMKM masih terlalu sulit direalisasikan. Alasannya, keringanan peminjaman dana saja masih sulit apalagi penghapusan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) menyangsikan rencana pemberian kredit UMKM nol persen dari pemerintah. Sementara itu, wacana penghapusan kredit macet dinilai tidak mendidik.

Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Eddy Misero mempertanyakan sumber dana dari subsidi bunga kredit UMKM nol persen tersebut. Menurutnya, hal tersebut seperti mimpi.

"Jangan buat kami bermimpi, kalau memang betul alhamdulillah, tapi jangan buat kami bermimpi, sumber pendanaan itu dari mana kasih kredit nol persen,”katanya kepada Bisnis, Senin (10/4/2023)

Mungkin, kata Eddy, CSR dari perusahaan di bawah BUMN. misalnya Himbara dan digabung oleh BUMN seperti Pertamina, Telkom peruntukannya diberikan kredit nol persen. 

Menurutnya, pelaku UMKM mesti lebih realistis, jangan terlena pada iming-iming, target pelaksanaannya menjadi krusial.

Wacana penghapusan kredit macet UMKM oleh perbankan masih terlalu sulit direalisasikan. Alasannya, keringanan peminjaman dana saja masih sulit apalagi kredit macet dihapuskan.

Namun, dia juga menegaskan agar pemerintah tidak mendidik pelaku UMKM tidak bertanggung jawab, karena kebijakan penghapusan bisa membuat UMKM sengaja memacetkan kreditnya.

"Jangan mendidik pelaku UMKM untuk tidak bertanggung jawab, kalau kredit macet dihapuskan Alhamdulillah. Tapi jangan mendidik kami memacetkan sesuatu yang mestinya menjadi tanggung jawab," katanya.

Dia menegaskan semestinya kredit macet UMKM tidak dihapuskan melainkan melalui restrukturisasi. Contohnya, tenor kredit 3 tahun menjadi 5 tahun, dipecah angsuran bulanan lebih sedikit, dan kemudahan lainnya.

Selain itu, ketika kredit macet, semestinya dievaluasi. Indonesia menurutnya perlu belajar dari China yang memilih memberikan tambahan permodalan saat kredit UMKM macet.

Di China, UMKM yang kreditnya macet dicari tahu alasannya, kemudian ditantang permodalan tambahan guna memperbaiki kinerjanya.

"Menurut saya kredit macet dihapus bagus tapi kurang mendidik. Kasih kesempatan ruang, gagal pinjaman Rp30 juta, bagaimana kalau ditambahkan jadi Rp50 juta, dukungan seperti itu yang dibutuhkan," tuturnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Wahyu Arifin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper