Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OCBC Indonesia Akuisisi 99% Saham Bank Commonwealth, Nilai Transaksi Rp2,2 Triliun

OCBC Indonesia telah melakukan penandatanganan sale and purchase agreement (SPA) dengan CBA untuk membeli 99% saham di Bank Commonwealth.
Petugas berbincang dengan nasabah di kantor cabang PT Bank OCBC NISP Tbk di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Petugas berbincang dengan nasabah di kantor cabang PT Bank OCBC NISP Tbk di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) atau OCBC Indonesia mengakuisisi 99% saham unit usaha dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth. Nilai transaksi akusisi itu mencapai Rp2,2 triliun. 

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Bisnis, OCBC Indonesia telah melakukan penandatanganan sale and purchase agreement (SPA) dengan CBA untuk membeli 99% saham di Bank Commonwealth.

Estimasi dari nilai rencana transaksi akuisisi adalah Rp2,2 triliun dan nilai tersebut akan bergantung pada penyesuaian yang wajar sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. 

OCBC Indonesia juga bermaksud untuk mengakuisisi sisa 1% saham Bank Commonwealth dari pemegang saham lainnya.

Rencana akuisisi ini akan memerlukan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pemenuhan kondisi lainnya. Setelah akuisisi selesai, Bank Commonwealth kemudian akan diintegrasikan ke dalam OCBC Indonesia.

“Rencana akusisi ditujukan untuk memperkuat dan melengkapi kapabilitas OCBC Indonesia dalam memberikan layanan keuangan yang komprehensif baik untuk segmen konsumen dan UMKM," kata Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja dalam keterangan tertulis pada Kamis (16/11/2023).

Manajemen OCBC Indonesia juga menjelaskan bahwa akuisisi tersebut bertujuan mendukung program arsitektur dan konsolidasi perbankan Indonesia, serta mendukung pengembangan usaha perseroan.

Padahal, sebelumnya Bank Commonwealth dikabarkan akan diakuisisi oleh sejumlah investor seperti CIMB Group hingga JTrust.

Pada akhir November tahun lalu, Commonwealth Bank of Australia sebagai induk dari Bank Commonwealth memang dikabarkan tengah mempertimbangkan menjual unit usaha perbankannya itu di Indonesia.

Mengacu laporan Bloomberg, sejumlah sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan aksi penjualan unit usaha Commonwealth Bank di Indonesia akan membantu salah satu bank terbesar di Australia untuk mendapatkan dana segar tambahan.

Selain itu, langkah itu juga menjadi strategi perusahaan untuk keluar dari pasar non-intinya. Bahkan, manajemen CBA disebut-sebut sedang berkomunikasi dengan beberapa penasihat keuangan untuk meminta masukkan terkait dengan aksi korporasinya di Indonesia itu.

Sejumlah calon pembeli pun bermunculan. Seperti dilaporkan oleh Reuters, pekan lalu (31/10/2023), bank asal Malaysia yakni CIMB berminat untuk bersaing mengakuisisi Bank Commonweatlh. Adapun, CIMB Group merupakan induk sekaligus pemegang saham pegendali dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA).

Selain CIMB, minat untuk mengakuisisi bank tersebut, dikabarkan juga muncul dari J Trust asal Jepang. Di Indonesia J Trust telah memiliki unit usaha perbankan melalui PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC).

Pada Maret 2023, sempat tersiar juga kabar bahwa perusahaan asal India dan Taiwan disebut-sebut ingin mengambil alih Bank Commonwealth.

Perusahaan asal India tersebut adalah Bajaj Finance Ltd. Sebagai informasi, Bajaj Finance merupakan perusahaan jasa keuangan non-bank yang berkantor pusat di Pune, India. Perusahaan tersebut berfokus pada layanan kredit, manajemen aset, manajemen kekayaan dan asuransi.

Sementara itu, perusahaan asal Taiwan yang dikabarkan berminat adalah Cathay Financial Holding Co. Perusahaan tersebut, tercatat memiliki tentakel di perbankan Indonesia lewat PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA). Per 30 September 2023, kepemilikah sahamnya di MAYA sebesar 2,29 miliar lembar saham atau setara dengan 19,26%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper