Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fintech Akseleran Tak Terdampak Lumpuhnya Pusat Data Nasional (PDN)

Dirut Akseleran mengaku perusahaan fintech tersebut tidak terdampak lumpuhnya Pusat Data Nasional (PDN).
Co Founder & Chief Executive Officer PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia Ivan Nikolas Tambunan. Bisnis/Nurul Hidayat
Co Founder & Chief Executive Officer PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia Ivan Nikolas Tambunan. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA— Financial technology peer to peer (fintech P2P) lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia atau Akseleran mengungkap pihaknya tak terdampak serangan Ransomware ke server Pusat Data Nasional (PDN).

Serangan tersebut disebut telah mengakibatkan terganggunya sistem layanan publik di berbagai wilayah di Indonesia. 

Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengungkapkan bahwa sistem pada platform Akseleran masih berjalan normal.

“Kami tidak ter-impact ya atas hal tersebut [lumpuhnya server PDN],” kata Ivan saat dikonfirmasi Bisnis, Rabu (26/6/2024). 

Ivan mengatakan untuk menanggulangi adanya serangan pada sistem Akseleran, pihaknya melakukan manajemen keamanan sistem informasi. Termasuk Akseleran memiliki sertifikasi ISO 27001 untuk sistem keamanannya. 

“Manajemen keamanan sistem informasi ini mulai dari memiliki  infrastruktur IT yang aman, memiliki pengamanan sistem, pelatihan setiap karyawan terkait keamanan sistem informasi, dan lain-lain,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) melaporkan pihaknya belum mendapatkan laporan dari para pelaku fintech terkait dengan permasalahan PDN. 

Direktur Pemasaran, Komunikasi & Pengembangan Komunitas AFTECH Abynprima Rizki menyebut para pemain fintech memiliki mitra sendiri dalam menyimpan data-datanya seperti halnya Amazon Web Service dan Alibaba Cloud yang beroperasi di Indonesia. 

Kemudian, karena industri fintech termasuk dalam sektor keuangan, industri ini juga memiliki aturan yang sangat ketat karena menyangkut kepentingan orang banyak.  

“Ketika sebuah perusahaan ingin mendapatkan lisensi OJK [Otoritas Jasa Keuangan] dan mendaftarkan menjadi anggota AFTECH, perusahaan perlu memenuhi persyaratan keamanan yang ketat. Pertanyaan seperti cloud apa yang akan digunakan dan di mana perusahaan menyimpan datanya juga akan dilontarkan,” kata Abynprima. 

Meskipun Belum ada laporan yang diterima oleh pihaknya, Abynprima menyebut fenomena tersebut dapat mengikis kepercayaan masyarakat. Untuk itu, menurutnya perusahaan fintech di Indonesia perlu memperkuat tata kelola atau Governance Regulatory Compliance (GRC) dan infrastruktur keamanan. Perlu juga bagi perusahaan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi konsumen.  

“Jadi saya [sebagai konsumen] sudah berjaminan bahwa platform yang saya gunakan itu memang sudah punya teknologi security yang diadopsi atau diimplementasi dengan baik. Penyimpanan datanya juga baik,” tuturnya.  

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melaporkan bahwa proses pemulihan server down di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 telah dilakukan secara bertahap pada sistem layanan publik yang sempat terganggu. Adapun, tiga layanan publik dilaporkan sudah pulih, sementara 49 layanan website Kemendikbudristek mengalami gangguan.  

PDNS sendiri merupakan tempat data-data krisis pemerintah, yang mengalami gangguan karena serangan Ransomware Bran Chiper yang merupakan mutasi LockBit 3.0.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper