Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Asuransi Jiwa Kuartal III/2024: Premi Unit Linked Susut, Tradisional Terus Merangkak

Per kuartal III/2024, industri asuransi jiwa mencatatkan premi unit linked yang masih mengalami penurunan, sedangkan premi tradisional tumbuh.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit linked di industri asuransi jiwa mengalami penurunan per kuartal III/2024. 

Adapun premi unit linked mencapai Rp53,81 triliun pada periode tersebut, yang mana turun 16,4% secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya Rp64,37 triliun per kuartal III/2023.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menyatakan bahwa meskipun mengalami penurunan, secara nominal permintaan masih tetap ada.

“Dengan semakin baiknya sistem pemasaran produk unit link dan semakin tereduksinya masyarakat kami percaya produk unit linked ini masih tetap akan mengambil bagian dan diminati oleh kalangan masyarakat yang membutuhkan jenis produk atau pertanggungan unit linked,” kata Budi dalam konferensi pers kinerja industri asuransi jiwa Januari—September 2024 pada Jumat (29/11/2024).

Sementara itu, untuk premi tradisional mencapai Rp78,46 triliun per kuartal III/2024. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 15,9% yoy dari sebelumnya Rp67,67 triliun per kuartal III/2023.

Premi dari produk tradisional memang terus mengalami kenaikan seiring dengan penurunan unit linked. Adapun pada periode yang sama tahun lalu kenaikannya mencapai 12,5% yoy dibandingkan dengan Rp60,16 triliun per kuartal III/2022. 

Di tengah kondisi tersebut, Budi pun menekankan pentingnya keseimbangan antara produk unit linked dan tradisional dalam mendukung stabilitas perusahaan asuransi. Menurutnya apabila terlalu dominannya satu produk akan berisiko. 

“Terlalu besar di unit linked tidak baik, terlalu besar di produk tradisional juga tidak baik. Tapi mungkin antara 40-60, 60-40, itu ideal. Enggak mesti persis di 50-50,” katanya.

Budi juga menyoroti pentingnya edukasi ulang pasar, pelatihan tenaga pemasar, dan dukungan digital untuk mendukung pertumbuhan unit linked. Dia berharap produk unit linked bersama produk tradisional bisa tumbuh bersama.

Di sisi lain, Ketua Bidang Bisnis Syariah AAJI Paul Kartono menyampaikan bahwa penurunan unit linked pada 2023 sebagian besar disebabkan oleh implementasi aturan baru terkait PAYDI oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

“Banyak proses penjualan yang berubah, seperti harus direkam. Ini masalah kebiasaan, baik untuk tenaga pemasar maupun customer,” kata Paul.

Meski demikian, Paul optimistis bahwa proses adaptasi ini akan berbuah positif. Dia menjelaskan bahwa seiring berjalannya waktu, kebiasaan dalam menghadapi aturan baru mulai kembali normal.

Tenaga pemasar yang sebelumnya membutuhkan waktu lama dalam proses penjualan kini sudah lebih terbiasa, dan para nasabah juga semakin memahami bentuk produk unit linked yang baru. Paul juga menegaskan bahwa setiap jenis produk asuransi memiliki pasarnya masing-masing. 

“Unit linked maupun tradisional memiliki pasar-pasar sendiri. Jika tenaga pemasar dan customer terbiasa dengan produk unit linked yang baru, proses penjualan akan semakin cepat dan produk unit linked akan kembali tumbuh,” katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper