Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) terus mengimbau perbankan nasional untuk meningkatkan penyaluran kredit demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut bahwa bank sentral telah all-out untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tak terkecuali pembiayaan perbankan. Hal ini ditempuh melalui beragam kebijakan moneter.
“Kami turunkan suku bunga, bahkan masih ada ruang penurunan suku bunga. Kami terus tambah likuiditas dengan operasi moneter yang ekspansif menambah likuiditas. Kami stabilkan nilai tukar rupiah,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (16/7/2025).
Menurutnya, BI juga telah menambah kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dalam jumlah besar, yakni Rp376 triliun hingga minggu pertama Juli 2025.
Perinciannya, kelompok bank BUMN sebesar Rp167,1 triliun, bank swasta sebesar Rp166,7 triliun, bank daerah sebesar Rp36,8 triliun, dan kantor cabang bank asing sebesar Rp5,8 triliun.
Terkait pertumbuhan kredit yang menurun ke level 7,77% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Mei 2025, Perry berpandangan bahwa hal ini disebabkan preferensi bank untuk menempatkan dana di surat berharga ketimbang menyalurkannya dalam bentuk kredit.
Baca Juga
Sementara itu dari sisi permintaan kredit, BI juga menyadari bahwa pertumbuhan belum terjadi pada seluruh sektor usaha. Permintaan yang tinggi baru tampak pada sektor berorientasi ekspor, konstruksi, transportasi perdagangan, dan sektor jasa.
“Tentu saja kami menyadari bahwa bank akan berhati-hati dalam melakukan asesmen ke sektor ataupun korporat mana yang layak dalam mendapatkan kredit. Namun, kami mengimbau yuk bersama-sama menurunkan suku bunga, yuk kita bersama-sama mendorong kredit,” tutur Perry.
Adapun, bank sentral mencatat suku bunga deposito 1 bulan meningkat dari 4,81% pada Mei 2025 menjadi 4,85% pada Juni 2025, sementara pertumbuhan kredit turun secara bulanan dari 8,43% YoY menjadi 7,77% YoY.
BI pun memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25% dalam RDG periode 15-16 Juli 2025.
Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga dipangkas sebesar 25 bps menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,00%.