Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendana (Lender) Perorangan P2P akan Dibatasi, Begini Dampaknya Menurut AFPI

OJK berencana akan membatasi pendana (lender) perorangan P2P lending atau pinjaman daring (pindar). AFPI pun memberikan pandangannya.
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengapresiasi dan mendukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan membatasi pendana (lender) perorangan P2P lending atau pinjaman daring (pindar). Nantinya, lender perorangan non-profesional akan dibatasi untuk bisa meminjamkan dananya di penyelenggara P2P lending

Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar mengatakan pembatasan ini pasti akan berdampak pada keseluruhan lender di industri P2P lending. Namun, dia memastikan dampaknya hanya dampak minor. 

"Pastinya ada pengaruh, namun menurut kami pengaruh atas kebijakan ini tidak terlalu signifikan," kata Entjik kepada Bisnis, Senin (23/12/2024).

Entjik berharap pembatasan ini akan membawa dampak positif karena lender individu profesional diharapkan lebih paham tentang risiko-risiko di dalam bisnis P2P lending.

"Diharapkan lender berasal dari lender profesional di mana lender profesional jauh lebih mengerti tentang risiko pindar terutama bisnis model dari pindar, sehingga lender sudah mengerti prinsip dari peer to peer lending risk," pungkasnya,

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), Agusman mengatakan pembatasan lender individu non-profesional adalah langkah OJK dalam rangka perlindungan lender dan konsumen P2P lending.

"Maka lender individu non-profesional akan lebih dibatasi sehingga lebih memberi peluang keikutsertaan lender individu profesional, karena mereka ini lebih memahami manfaat dan risiko atas transaksi pada P2P lending. Kajian terkait dengan hal ini sedang disiapkan," kata Agusman.

Adapun berdasarkan data OJK, outstanding pinjaman dari lender P2P lending sampai September 2024 tercatat sebesar Rp74,48 triliun. Dari jumlah tersebut, senilai Rp5,02 triliun atau 6,7% berasal dari lender perorangan dalam negeri dan sebesar Rp2,43 triliun atau 3,2% berasal dari lender perorangan luar negeri.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper