Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Fintech Urun Dana Syariah Tembus 52% Sepanjang 2024

Kinerja teknologi finansial urun dana (SCF) sepanjang periode 2024 didominasi oleh instrumen berbasis syariah.
Ilustrasi layanan jasa keuangan financial technology (fintech) crowdfunding./ Freepik.
Ilustrasi layanan jasa keuangan financial technology (fintech) crowdfunding./ Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja teknologi finansial urun dana (securities crowdfunding/SCF) sepanjang periode 2024 didominasi oleh instrumen berbasis syariah. Komposisinya mencapai 52,1% dari total penghimpunan dana tersalurkan senilai Rp1,53 triliun.

Sekadar informasi, tekfin SCF merupakan platform keuangan digital yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berguna mempertemukan masyarakat selaku investor (disebut pemodal), dengan pemilik usaha yang menggelar proyek urun dana untuk mendapatkan modal (disebut penerbit).

Setiap investor akan mendapatkan kepemilikan efek berupa saham, obligasi, maupun sukuk dari proyek urun dana yang diikutinya. Potensi keuntungan yang didapatkan investor pun berasal dari dividen atau imbal hasil surat utang atas proyek urun dana tersebut.

Data Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) sepanjang periode 2024 menunjukkan bahwa total dana tersalurkan senilai Rp1,53 triliun itu berasal dari 804 proyek urun dana, dengan jumlah investor terlibat mencapai 185.901 akun pemodal.

Capaian tutup tahun 2024 itu tercatat tumbuh ketimbang kinerja sepanjang 2023. Sebagai perbandingan, jumlah proyek yang diterbitkan anggota ALUDI sepanjang 2023 mencapai 550 penerbitan dengan total dana dihimpun Rp1,12 triliun oleh 168.739 akun pemodal.

Sekretaris Jenderal ALUDI Patrick Gunadi menjelaskan bahwa kinerja 16 pemain tekfin urun dana tumbuh sesuai dengan ekspektasi pihaknya, termasuk soal perkembangan pesat penerbitan efek berbasis syariah.

"Tahun 2024 penerbitan sukuk menjadi yang paling banyak dipilih oleh para penerbit. Membuat kinerja SCF syariah tumbuh hampir dua kali lipat dari periode sebelumnya," ujarnya ketika dikonfirmasi, Selasa (14/1/2025).

Secara terperinci, instrumen sukuk mengambil porsi Rp778,21 miliar dari total penghimpunan dana tersalurkan. Menyusul kemudian saham konvensional Rp673,19 miliar, obligasi Rp59,85 miliar, dan saham syariah Rp20,04 miliar.

Alhasil, pertumbuhan total dana dihimpun khusus instrumen berbasis syariah mencapai Rp798,26 miliar dari 408 proyek urun dana, dengan investor terlibat mencapai 52.842 akun pemodal.

Capaian khusus syariah tersebut tumbuh 69,4% secara tahunan (yoy) ketimbang periode 2023 dengan total dana dihimpun mencapai Rp471,09 miliar dari 369 proyek urun dana, dan keterlibatan investor sebanyak 50.638 akun pemodal.

Kendati demikian, apabila dilihat dari jumlah investor, instrumen bersifat konvensional jumlahnya masih lebih banyak, tepatnya 133.059 akun pemodal. Hal ini karena proyek penerbitan saham konvensional biasanya menjaring lebih banyak investor ketimbang penerbitan surat utang secara umum.

Namun, berdasarkan pangsa pasar penyelenggara SCF, turut terlihat tren serupa dalam konteks dominasi syariah. Pasalnya, platform Shafiq yang berbasis syariah tercatat mengambil porsi terbesar, yaitu 36% dari total. Nilai penyaluran Shafiq mencapai Rp551,44 miliar dari 238 proyek urun dana.

Selain Shafiq, platform SCF teratas lain adalah Bizhare dengan Rp248 miliar (16,2%) dari 164 proyek urun dana, kemudian ICX Bangun Indonesia atau LandX dengan Rp227,83 miliar (14,9%) dari 45 proyek urun dana, dan LBS Urun Dana dengan Rp149,91 miliar (9,8%) dari 91 proyek urun dana.

Sementara itu, berdasarkan jenis proyek urun dana yang efeknya berhasil diterbitkan platform SCF sepanjang 2024, bisnis restoran dan makanan-minuman (F&B) mendominasi dengan 23,6%, disusul manufaktur dengan 14,9%, proyek konstruksi 8,7%, ritel dan perdagangan 7,7%, serta agrikultur 7,6%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper