Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA beserta entitas anak usaha membukukan laba bersih Rp54,8 triliun sepanjang 2024.
Realisasi ini tumbuh 12,7% secara tahunan (year on year/YoY). Pada 2023, emiten bank dengan kode saham BBCA itu membukukan laba bersih senilai Rp48,6 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kinerja pada 2024 sejalan dengan penyaluran kredit yang senilai Rp922 triliun atau tumbuh 13,8% (YoY).
"BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif," katanya dalam paparan kinerja keuangan 2024 secara virtual, Kamis (23/1/2025).
Jahja menambahkan pembiayaan perseroan pada 2024 ditopang oleh kredit korporasi dengan segmen pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 15,7% (YoY) menjadi Rp426,8 triliun.
Kredit komersial naik 8,9% (YoY) hingga mencapai Rp137,9 triliun. Sementara itu, segmen UKM tumbuh 14,8% (YoY) menjadi Rp123,8 triliun, selagi segmen konsumer naik 12,4% YoY menjadi Rp223,7 triliun.
Baca Juga
Pertumbuhan segmen konsumer ini didorong oleh KKB yang naik 14,8% hingga mencapai Rp65,3 triliun dan KPR yang tumbuh 11,2% (YoY) menjadi Rp135 triliun.
Dari sisi pendanaan, total BCA menghimpun dana murah atau CASA yang berkontribusi sekitar 82% dari total DPK, tumbuh 4,4% hingga mencapai Rp924 triliun.
Sementara itu, dari rasio kinerja, kualitas pembiayaan mengalami perbaikan dengan rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) sebesar 5,3% sepanjang 2024, membaik dari tahun sebelumnya yang sebesar 6,9%.
"Rasio kredit bermasalah atau NPL BCA terjaga sebesar di angka 1,8% pada 2024%," ujarnya.