Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Heboh Rupiah Tembus Rp8.170 per Dolar AS karena Google Error, Ini Kata Ekonom Permata jika Terealisasi

Nilai tukar rupiah yang ditampilkan Google Rp8.170 per dolar AS atau menguat 50% akibat error akan memiliki dampak ekonomi jika benaran terjadi.
Tangkapan layar hasil pencarian nilai tukar rupiah terhadap euro di Google pada Sabtu (1/2/2025) pukul 19.30 WIB.
Tangkapan layar hasil pencarian nilai tukar rupiah terhadap euro di Google pada Sabtu (1/2/2025) pukul 19.30 WIB.

Bisnis.com, JAKARTA — Penguatan rupiah hingga 50% ke level Rp8.170 per dolar AS yang sempat beredar dalam laman pencarian Google pada Sabtu (1/2/2025), akan menyebabkan tekanan ekonomi inflasi maupun suku bunga BI Rate jika terjadi dalam waktu singkat. 

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede menyebutkan bahwa penguatan nilai tukar rupiah yang signifikan dapat memiliki dampak yang cenderung menekan inflasi di Indonesia.

Josua menjelaskan, ketika rupiah menguat, biaya untuk mengimpor barang menjadi lebih murah karena nilai rupiah lebih tinggi terhadap mata uang asing sehingga harga barang impor seperti bahan baku, mesin, dan produk konsumsi akan turun.

“Hal ini dapat diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih rendah, sehingga menekan inflasi,” tuturnya, dikutip pada Senin (3/2/2025). 

Terlebih, bagi industri yang bergantung pada bahan baku impor, penguatan nilai tukar rupiah akan menurunkan biaya produksi dan membuat inflasi inti stabil. 

Sejalan dengan potensi penurunan inflasi inti, maka inflasi umum pun juga diperkirakan akan cenderung terkendali di level yang rendah.

Di sis lain, Bank Indonesia (BI) berpotensi merespons penguatan rupiah dengan menurunkan suku bunga acuan BI Rate untuk mencegah penguatan nilai tukar tambahan lebih lanjut yang bisa merugikan ekspor. 

Pasalnya, suku bunga yang lebih rendah dapat merangsang investasi dan konsumsi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi inflasi. 

Minat investor asing pun diperkirakan akan melonjak karena imbal hasil yang ditawarkan akan lebih tinggi ketika diukur dalam mata uang asing. Pada akhirnya, hal ini dapat meningkatkan likuiditas di pasar domestik. 

Jika benar terjadi penguatan rupiah, Josua juga melihat ekspektasi akan direvisi ke bawah serta dapat mempengaruhi keputusan upah dan harga, sehingga menciptakan lingkaran umpan balik yang menekan inflasi lebih lanjut.

“Dengan rupiah yang lebih kuat, daya beli masyarakat terhadap barang impor dan barang yang mengandung komponen impor tinggi akan meningkat. Ini dapat meningkatkan konsumsi domestik, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi inflasi jika permintaan melebihi pasokan,” tuturnya. 

Dalam jangka panjang, penguatan rupiah yang stabil dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil, mengurangi ketidakpastian, dan mendorong investasi jangka panjang yang pada akhirnya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Meski demikian dapat menekan inflasi, dampak penguatan rupiah yang signifikan tidak selalu seragam dan dapat bervariasi tergantung pada sektor ekonomi, kebijakan moneter, dan faktor eksternal lainnya. 

 

Rupiah Mendadak Menguat

Menurut pantauan Bisnis, rupiah mendadak ditampilkan menguat sekitar 50% berdasarkan penelusuran saat melakukan pengecekkan konversi nilai tukar dolar ke rupiah dengan menggunakan kata kunci “USD to IDR”.  

Padahal, apabila melakukan hasil pengecekan di laman resmi Bank Indonesia, kurs jual adalah Rp16.340,30 per US$1 dan Rp16.177,70 untuk kurs beli.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menuturkan bahwa level nilai tukar di angka yang tercatat di Google bukan merupakan level yang seharusnya. 

“Data Bank Indonesia mencatat Kurs Rp16.312 per dolar AS pada 31 Januari 2025. Kami sedang berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia terkait ketidaksesuaian tersebut untuk segera dapat melakukan koreksi yang diperlukan,” tandasnya melalui keterangannya, Sabtu (1/2/2025).

Sementara perwakilan dari Google menyebut memang terjadi permasalan informasi adanya penguatan mata uang Rupiah secara mendadak sehingga saat ini pihaknya akan memperbaiki kesalah tersebut secara segera. 

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper