Allo Bank juga menyalurkan kredit sebesar Rp6,95 triliun hingga Maret 2025, tumbuh 1,71% dibandingkan Rp6,83 triliun pada Maret 2024. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross naik menjadi 1,45% dari 0,39%, dan NPL net menjadi 0,51% dari 0,24%.
Dengan demikian, aset Allo Bank tercatat tumbuh 4,10% secara tahunan dari Rp12,74 triliun pada kuartal I/2024 menjadi Rp13,26 triliun pada kuartal I/2025.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BBHI tercatat turun 6,74% yoy, dari Rp5,31 triliun per Maret 2024 menjadi Rp4,95 triliun per Maret 2025. Deposito menyusut 13,5% menjadi Rp4,07 triliun.
Terkait rasio kinerja lainnya, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat menjadi 69,35% dari sebelumnya 61,08%.
Namun demikian, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Allo Bank naik dari 8,97% pada 3 bulan pertama 2024 menjadi 9,88% pada 3 bulan pertama 2025.
Indra mengatakan bahwa Allo Bank akan menjalankan model bisnis hibrida selama 2025, yang mana aktivitas segmen ritel dan wholesale akan berjalan secara beriringan dan terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang optimal.
Baca Juga
“Bank akan mengutamakan aktivitas berbasis digital [digital first] dan integrasi layanan finansial dengan ekosistem mitra [ecosystem first] dalam rangka menjalankan bisnis bank,” imbuhnya.