Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AJB Bumiputera Gandeng PT Ray Wahid untuk Percepat Konversi Aset Tetap jadi Likuid

Kerja sama itu merupakan bagian dari langkah percepatan pencapaian Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) AJB Bumiputera 1912.
Warga melintas di dekat logo Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga melintas di dekat logo Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 menjalin kerja sama strategis dengan PT Ray Wahid dalam rangka mempercepat program konversi aset tetap (fixed asset) menjadi aset likuid (liquid asset), sebagai bagian dari langkah percepatan pencapaian Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) yang menjadi perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sekretaris Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Hery Darmawansyah mengatakan bahwa langkah ini merupakan bagian penting dari upaya perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan dan membayar klaim tertunda.

“Kerja sama ini dalam percepatan Program Konversi Fixed Asset menjadi Liquit Asset untuk pencapaian Rencana Penyehatan Keuangan yang diharapkan OJK dalam mengurai pembayaran OS Klaim,” kata Hery saat dihubungi Bisnis pada Selasa (20/5/2025).

Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut sebelumnya diumumkan melalui akun Instagram resmi AJB Bumiputera. Kesepakatan ditandatangani langsung oleh Irvandi Gustari, Direktur Utama AJB Bumiputera 1912, dan Sari Dewi, Direktur PT Ray Wahid pada 19 Mei 2025 di Wisma Bumiputera Jakarta. 

Dalam kerja sama ini, aset yang akan dikonversi merupakan aset-aset milik AJB Bumiputera yang berlokasi di DKI Jakarta, termasuk gedung dan tanah kosong. 

PT Ray Wahid akan berperan memberikan rekomendasi strategi terbaik, menetapkan program penjualan properti yang realistis, serta memasarkan properti secara profesional kepada pembeli potensial.

Sepanjang 2024, AJB Bumiputera mencatatkan penurunan signifikan pada pendapatan premi neto menjadi Rp492,44 miliar, dari sebelumnya Rp749,45 miliar di tahun 2023. 

Sementara itu, klaim yang dibayarkan juga menurun 33,71% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp1,16 triliun dari Rp1,75 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Meskipun mengalami penurunan dalam premi dan klaim, perusahaan mencatatkan peningkatan signifikan pada pendapatan lain, yang melonjak menjadi Rp456,18 miliar dibandingkan Rp158,12 miliar pada tahun sebelumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper