Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

P2P Lending Ungkap Siasat di Balik Capaian Industri Balik Rugi jadi Cuan

Sejumlah perusahaan P2P mengungkap strategi yang sudah dilakukan untuk bisa berkontribusi pada kinerja industri yang membalik kerugian menjadi profit.
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com

Bisnis.com, JAKARTA – Industri fintech P2P lending pada awal 2025 sukses membalikkan rugi menjadi untung. Per Februari 2024, industri fintech P2P lending mencatat rugi setelah pajak Rp97,56 miliar, kemudian sampai Februari 2025 industri sukses mencatat laba setelah pajak sebesar Rp233,71 miliar.

Sejumlah perusahaan mengungkap strategi apa yang sudah dilakukan untuk bisa berkontribusi pada kinerja apik industri yang sukses membalik kerugian menjadi profit.

Arthur Adisusanto, Country Head Modalku Indonesia, mengatakan pihaknya secara konsisten melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap proses bisnis untuk menjaga kinerja perusahaan tetap sehat dan adaptif terhadap dinamika pasar.

"Perbaikan ini mencakup berbagai aspek strategis yang kami nilai dapat memberikan dampak positif terhadap efisiensi dan keberlanjutan bisnis," kata Arthur kepada Bisnis, Senin (16/6/2025). 

Selain itu, Modalku juga terus menyempurnakan alur operasional agar lebih efisien untuk menjaga kualitas portofolio dan memastikan pengalaman pengguna yang lebih baik. 

Meski tidak menyebut angka, Arthur mengatakan hingga saat ini perusahaan menunjukkan konsistensi dalam kinerja keuangan. Namun, Arthur menegaskan fokus utamanya bukan hanya pada volume pertumbuhan, melainkan pada pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan. 

Sebagai bukti komitmen Modalku memastikan kesehatan portofolio, per hari ini angka TWP90 atau Tingkat Wanprestasi di atas 90 hari di Modalku tercatat stabil sebesar 1,19% dan konsisten berada di sekitar 1% sepanjang tahun 2025. "Hal ini kami yakini dapat berkontribusi untuk menjaga performa bisnis secara berkelanjutan," tandasnya.

Arthur menambahkan, pihaknya melihat prospek bisnis fintech P2P lending ke depan masih positif, seiring dengan potensi pasar UKM yang besar di Indonesia yang masih membutuhkan akses pembiayaan.

Beberapa indikatornya antara lain seperti peningkatan adopsi digital oleh masyarakat yang semakin memudahkan akses mereka terhadap layanan P2P lending. Di sisi lain, Modalku juga terus berinovasi, menjaga kualitas pembiayaan serta selalu mematuhi regulasi dari OJK.

"Industri fintech P2P lending akan terus berperan penting dalam meningkatkan inklusi keuangan dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian di Indonesia," pungkasnya.

Sementara itu, VP Public Relations Amartha Harumi Supit mengatakan pihaknya di awal tahun ini juga sukses membukukan profit. Kinerja keuangan tersebut selaras dengan besarnya pembiayaan yang sudah disalurkan Amartha kepada lebih dari 3 juta UMKM di Indonesia.

"Dengan pengalaman 15 tahun melayani segmen akar rumput, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp35 triliun kepada 3,3 juta UMKM di Indonesia. Amartha pun mencatatkan kinerja keuangan yang profitable," ujar Harumi.

Dalam menjaga kualitas portofolionya, Harumi mengatakan Amartha menerapkan tata kelola yang kuat, mulai dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI dalam mengukur profil risiko borrower, intervensi pendampingan oleh 9.000 lebih tenaga lapangan, pendekatan berbasis komunitas hingga arah bisnis yang tetap fokus pada kebutuhan segmen akar rumput.

Adapun sepanjang 2024 lalu, industri fintech P2P lending membukukan laba setelah pajak sebesar Rp1,65 triliun. Dengan awal yang lebih bagus pada tahun ini, industri membukukan profit pada dua bulan pertama 2025 dibanding tiga bulan pertama 2024 yang rugi.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) optimis capaian laba di akhir 2024 bisa dilampaui di akhir 2025. "Kami optimis tahun ini akan lebih baik dari tahun 2024," kata Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper