Bisnis.com, JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance dan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) atau Mandala Finance secara resmi telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham untuk melanjutkan rencana merger.
Rencana penggabungan usaha ini merupakan tindak lanjut dari akuisisi yang dilakukan oleh MUFG Bank, Ltd. atau MUFG Bank dan Adira Finance yang telah diselesaikan pada 13 Maret 2024.
MUFG Bank dan Adira Finance menginvestasikan total Rp7 triliun untuk mengambil alih sebesar 80,6% saham Mandala Finance, di mana MUFG Bank dan Adira Finance memegang masing-masing 70,6% dan 10% kepemilikan.
Per tanggal 31 Maret 2025, MUFG Bank memiliki 89,26% saham Mandala Finance dan Adira Finance memiliki 10% saham Mandala Finance.
Rencananya, penggabungan ini ditargetkan berlaku efektif pada 1 Oktober 2025. Setelah penggabungan berlaku efektif, Adira Finance sebagai entitas penerima penggabungan akan memiliki total aset sebesar Rp38,4 triliun, dengan total pembiayaan yang dikelola mencapai lebih dari Rp62 triliun.
Dewa Made Susila, Chief Executive Officer Adira Finance, mengatakan Adira memiliki aspirasi untuk terus menjadi pemimpin pasar industri multifinance dengan selalu memperkuat sinergi jangka panjang dalam ekosistem yang dimiliki perusahaan.
"Memang visi ke depan adalah mejadi grup keuangan salah satu yang terbesar di Indonesia. Langkah pertama ini dimulai dengan Adira bersinergi dengan Mandala," kata Made dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (30/6/2025).
Made mengatakan melalui merger ini perusahaan menyasar jangkauan pasar yang lebih luas melalui tambahan kantor cabang dan tambahan profesional industri multifinance. Selain itu, produk-produk pembiayaan kendaraan oleh dua perusahaan ini akan digabung sehingga memperluas segmentasi market.
Setelah penggabungan ini, Adira sebagai entitas penerima akan memiliki lebih dari 2,6 juta pengguna aktif, didukung oleh lebih dari dari 850 jaringan titik layanan bisnis di seluruh Indonesia dan lebih dari 109.000 agen aktif yang siap terjun ke lapangan.
Sebagai anak perusahaan Bank Danamon, Made mengatakan Adira Finance juga punya ruang terbuka lebar untuk bergerak lincah di dalam ekosistem bisnis perbankan untuk melakukan berbagai sinergi lintas lini.
"Mandala banyak bisnis pembiayaan roda dua. Sementara Adira sudah punya produk yang jauh lebih beragam. Dengan penggabungan ini kita punya solusi lebih banyak kepada nasabah," ujarnya.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Penggabungan ini juga akan memperkuat basis pasar Adira Finance di industri pembiayaan otomotif Indonesia khususnya di Indonesia Timur.
Berdasarkan portofolio pembiayaan Adira, dalam periode Januari-Mei 2025 perusahan tercatat memiliki portofolio pembiayaan baru di luar Pulau Jawa sebesar Rp6,5 triliun atau sebesar 50% dari total portofolio. Khusus di Indonesia Timur, pembiayaan baru tercatat sebesar Rp1,8 triliun atau 13% dari total portofolio perusahaan.
Mengejar Dominasi Leasing Milik Astra Group
Dari total 146 perusahaan multifinance yang terdaftar di OJK sampai dengan Februari 2025, perusahaan multifinance di bawah PT Astra International Tbk. (ASII), PT Federal International Finance (FIFGroup) pada periode 2024 menjadi perusahaan leasing yang menduduki peringkat pertama, baik ditinjau dari indikator total pendapatan, laba bersih, total aset sampai ekuitas.
FIFGroup sepanjang 2024 membukukan total pendapatan Rp12,15 triliun atau tumbuh 16,7% YoY. Menyusul di bawahnya, Adira di posisi ke-2 dengan torehan Rp9,99 triliun atau tumbuh 5,1% YoY, serta Mandala di urutan ke-14 dengan total pendapatan Rp2,37 triliun atau tumbuh 7,1% YoY.
Merujuk pada laba bersih, FIFGroup sepanjang 2024 membukukan nilai Rp4,41 triliun atau tumbuh 7,5% YoY, menyusul Adira di posisi ke-5 dengan laba bersih Rp1,41 triliun atau terkoreksi 27,6% YoY dan Mandala pada urutan ke-8 dengan perolehan laba bersih Rp515,66 miliar atau tumbuh 21,9% YoY.
Sementara itu, dari sisi aset, FIFGroup sepanjang 2024 tercatat sebesar Rp45,68 triliun atau tumbuh 16,6% YoY. Total aset FIFGroup ini, bahkan jauh lebih besar dibanding estimasi aset Mandala dan Adira pasca merger sebesar Rp38,4 triliun.
Dalam periode 2024, Adira menduduki posisi ke-5 dengan aset perusahaan multifinance terbesar dengan mencatatkan aset Rp32,59 triliun atau tumbuh 5,1% YoY, sedangkan Mandala ada di urutan ke-30 dengan aset sebesar Rp2,79 triliun atau terkoreksi 14,6% YoY.
Kemudian bila diadu berdasarkan ekuitas, FIFGroup masih bertengger pada peringkat pertama dengan ekuitas mencapai Rp12,17 triliun atau tumbuh 7,8% YoY. Sementara Adira ada di posisi ke-2 dengan ekuitas Rp11,55 triliun atau tumbuh 4% YoY dan Mandala di peringkat ke-12 dengan ekuitas sebesar Rp2,89 triliun atau tumbuh 14,7% YoY.
Membandingkan dengan pemain lain yang lebih besar, Made mengatakan Adira Finance memiliki posisi yang kuat sebagai satu-satunya perusahaan multifinance yang bisnisnya murni leasing atau pembiayaan kendaraan. Namun, dia mengakui ekosistem yang dimiliki leasing milik ASII di sektor otomotif memang lebih dalam.
"Cuma masalahnya, Adira tidak punya pabrikan. Justru strategi kita menggabungkan kekuatan ini untuk bisa bermain di liga yang lebih tinggi. Ini salah satu inisiatif agar kita tidak ketinggalan dari toko sebelah itu. Lebih baik mengejar daripada dikejar," tegas Made.