Adapun sepanjang 2024, anak usaha ASII dari divisi jasa keuangan mencatatkan kontribusi laba bersih sebesar Rp8,35 triliun, tumbuh 6% secara YoY dibanding Rp7,85 triliun pada periode yang sama pada 2023. Laba bersih divisi lembaga keuangan pada periode 2024 menjadi yang ketiga terbesar.
Bila dibedah, kontribusi laba bersih dari perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 4% YoY menjadi Rp2,4 triliun, sedangkan kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan sepeda motor, FIFGroup, meningkat 7% YoY menjadi Rp4,4 triliun.
Made melanjutkan, tujuan Adira dan Mandala untuk menjadi salah satu pemain leasing kendaraan terbesar di Indonesia tidak akan berubah, meskipun saat ini perusahaannya bukan yang menjadi peringkat pertama.
"Aspirasi kita tetap, tujuan tidak kita ubah. Yang berubah mungkin caranya. Aspirasinya tetap, menjadi top 3 diukur dari aset dan profit," tegasnya.
Setali tiga uang, Sylvanus Gani, Chief of Financial Officer Adira Finance mengatakan perusahaannya akan tetap menjadi salah satu pemain besar di industri multifinance. Menurutnya, perusahaan multifinance seperti FIFGroup atau Bussan Auto Finance (BAF) banyak menyasar captive market. Sementara, segmentasi market di luar captive market mereka akan menjadi pasar buat Adira dan Mandala.
"Kita jadi salah satu perusahaan terbesar, kalau kita pun nomor dua di bawah FIF atau BAF. Perusahaan pembiayaan tanpa captive market kalau tidak di-support nomor dua juga bingung, siapa yang support, kan mereka [pasar utamanya] captive," kata Gani.
Sebagai informasi, total pendapatan BAF sepanjang 2024 tercatat sebesar Rp4,68 triliun atau tumbuh 2,5% YoY. BAF menempati posisi ke-8 perusahaan multifinance dengan total pendapatan terbesar.
"Jadi keberadaan Adira akan bergabung dengan Mandala, akan menjadi pemain yang dominan dari industri pembiayaan. Kita berharap kita terus jaga kebedaraan kita untuk jadi salah satu yang terbesar, salah satu pemimpin di industri pembiayaan," pungkasnya.