Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan bisnis di industri fintech P2P lending atau pinjaman online (pinjol) semakin ketat dengan jumlah perusahaan yang semakin sedikit dan berkualitas. Untuk itu, portofolio yang sehat menjadi daya tarik perusahaan melakukan penetrasi bisnis.
Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto menilai kualitas kredit yang sehat, khususnya yang tercermin dari angka tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) yang rendah, menjadi indikator penting bagi kepercayaan lender (pemberi pinjaman) dan daya tarik bagi borrower (peminjam).
"Bagi lender, Pindar dengan TWP90 yang terjaga baik menawarkan profil risiko yang lebih menarik. Hal ini meningkatkan kepercayaan pendana terhadap kemampuan platform dalam mengelola risiko kredit dan menjaga pengembalian investasi yang stabil," kata Arthur kepada Bisnis, Rabu (16/7/2025).
Ia menambahkan, bagi borrower, meskipun TWP90 lebih relevan bagi pihak pemberi dana, indikator ini tetap mencerminkan praktik penyaluran pinjaman yang lebih selektif dan bertanggung jawab. Reputasi sebagai platform yang sehat dan terpercaya, menurutnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi calon peminjam, meski proses seleksi lebih ketat.
Secara regulasi, perusahaan pinjol yang memiliki TWP90 di atas ambang batas 5% masih diperbolehkan beroperasi, namun berada di bawah pengawasan ketat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika risiko kredit terus meningkat, regulator berwenang menjatuhkan sanksi berupa pembatasan operasional, termasuk larangan menyalurkan pinjaman baru hingga rasio TWP90 berhasil ditekan.
Data per Mei 2025 mencatat terdapat 23 perusahaan pinjol dengan TWP90 di atas 5%, meningkat satu entitas dibandingkan April 2025. Peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh tingginya pendanaan bermasalah.
Baca Juga
Arthur menilai kondisi ini menciptakan peluang bagi perusahaan dengan manajemen risiko yang baik. "Ketika perusahaan P2P lending lainnya mungkin menghadapi pembatasan penyaluran baru akibat TWP90 yang tinggi, perusahaan dengan kualitas kredit yang sehat memiliki peluang untuk memperluas pangsa pasar," ujarnya.
Modalku sendiri mencatat TWP90 sebesar 0,48% per 30 April 2025, jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan OJK. Menurut Arthur, hal ini membuat operasional perusahaan tidak mengalami hambatan regulasi serta membuka peluang untuk mengukuhkan posisi di pasar.
"Perusahaan dengan kualitas kredit yang sehat dapat terus beroperasi secara optimal dan memiliki kapasitas untuk menerima pendanaan, serta menyalurkan pinjaman tanpa hambatan signifikan dari sisi regulasi. Kondisi ini dapat menjadi momentum bagi Pindar yang prudent dalam manajemen risikonya untuk semakin mengukuhkan posisi di pasar," tegasnya.
Menanggapi ketentuan OJK yang tetap mengizinkan pinjol dengan TWP90 tinggi beroperasi di bawah pengawasan, Arthur menilai langkah ini menunjukkan upaya regulator menjaga stabilitas industri sembari melakukan pembinaan.
Ia menambahkan bahwa pengawasan ketat sangat penting dalam perlindungan terhadap lender dan konsumen. "Adanya sanksi pembatasan penyaluran juga berfungsi sebagai mekanisme perlindungan untuk memastikan risiko tidak terus membesar. Mengenai hal tersebut, kami mendukung regulator yang berupaya melakukan pengawasan untuk menjadikan ekosistem Pindar ke arah yang lebih baik dan lebih sehat," pungkasnya.