Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Infrastruktur Dinilai Biang Kerok Likuiditas Bank Seret

Pengetatan likuiditas yang terjadi hingga saat ini masih menjadi isu di industri perbankan salah satunya disebabkan oleh penyaluran kredit yang banyak terkonsentrasi pada proyek infratsruktur.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan ruas jalan tol Becakayu di Jakarta, Selasa (16/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan ruas jalan tol Becakayu di Jakarta, Selasa (16/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Pengetatan likuiditas yang terjadi hingga saat ini masih menjadi isu di industri perbankan salah satunya disebabkan oleh penyaluran kredit yang banyak terkonsentrasi pada proyek infratsruktur.

Hal tersebut disampaikan Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk. Raden Pardede pada Senin (5/11/2019). Raden menyampaikan, pembiayaan infrastruktur bersifat jangka panjang sehingga tidak sesuai apabila mengandalkan akses pembiayaan dari perbankan.

Menurutnya, pembiayaan sektor infrastruktur seharusnya menjadi tugas capital market, di mana dana yang digunakan berasal dari penerbitan surat utang dari pasar saham atau dana pensiun. Sementara itu, bank seharusnya membiayai sektor modal kerja yang jangka waktunya tidak sepanjang proyek infrastruktur.

"Pembiayaan infrastruktur adalah tugas capital market, bukan perbankan karena long term, secara umum likuiditas bank sudah cukup tinggi. Sedangkan bank dana yang dihimpun bersifat jangka pendek, jadi tidak cocok membiayai infrastruktur," kata Raden.

Raden mengatakan sebenarnya likuiditas perbankan per September 2019 sudah sedikit lebih longgar, tetapi bukan karena permintaan kredit yang tinggi, melainkan permintaan terhadap kredit berkurang.

Sementara itu, kemampuan bank menyerap dana pihak ketiga (DPK) juga masih mengalami perlambatan yang turut dipengaruhi oleh kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Raden, sudah seharusnya perbankan dan capital market berbagi tugas melakukan pembiayaan yang bersifat jangka panjang, sehingga masih ada ruang lebih bagi likuiditas perbankan untuk membiayai sektor lainnya.

"Karena itu proyek infrastruktur harus cepat-cepat masuk ke capital market, dengan demikian akan ada likuiditas ekstra di bank untuk bisa disalurkan ke sektor lain yang jangka pendek," tutur Raden.

Adapun, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) bank per September 2019 tercatat sebesar 93,76%. Pengetatan likuiditas tertinggi dialami oleh bank umum kegiatan usaha (BUKU) III, yang mana tercatat telah melampaui 100% per Agustus 2019.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper