1. Bos BCA: Krisis 1998 Konglomerat Tunggang Langgang, Sekarang Semua Kena
Masyarakat luas harus terkena dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Berbeda dengan krisis ekonomi 1998 yang hanya berdampak ke para konglomerat saja.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan dampak tersebutlah yang pada akhirnya membedakan situasi ekonomi saat ini dengan krisis 1998. Saat krisis 1998 terjadi, kalangan konglomerat banyak meminjam dana dalam bentuk valuta asing.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Bos BCA: Maaf untuk Nasabah yang Megap-Megap Kami Tutup Pintu
Di masa pandemi sekarang ini, perbankan tentunya akan lebih berhati-hati dalam memberikan kredit kepada para debitur.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan walaupun berhati-hati, tetapi bank tidak bisa fokus untuk memberikan kredit kepada satu industri atau satu segmen saja. Bank harus siap untuk memberikan fasilitas, baik kredit komersial, UMKM, maupun konsumen.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Bos BCA: Restrukturisasi Kredit Itu Kamuflase, Bahaya!
Restrukturisasi kredit yang didorong oleh pemerintah akibat penyebaran pandemi Covid-19, dianggap menjadi sebuah kamuflase bagi kinerja industri perbankan.
Menurut Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja, restrukturisasi akan membuat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tidak terlihat di dalam pembukuan, artinya menjadi berstatus lancar. Padahal, hal ini tidak lantas membuat kredit bermasalah benar-benar hilang.
Baca berita selengkapnya di sini.
4. Bos BCA Bicara Krisis Ekonomi, Ibarat Sakit Jantung Hingga Stroke
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan kondisi krisis ekonomi ibarat mengalami sakit akut seperti sakit jantung dan stroke.
Jahja termasuk tokoh bankir senior yang sudah melewati sejumlah kondisi krisis seperti tahun 1998, 2008. Dia membagikan ceritanya dalam acara Live Webinar Perbankan bersama LPS dan BCA yang digelar Bisnis, Rabu (10/6/2020).
Baca berita selengkapnya di sini.
5. BNI Kucurkan Pinjaman ke Bukopin Rp1 Triliun
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. diketahui memberikan fasilitas pinjaman sebesar Rp1 triliun kepada PT Bank Bukopin Tbk. Pinjaman itu berupa fasilitas pasar uang antarbank atau money market.
Salah satu sumber di lingkungan Bukopin yang mengetahui transaksi tersebut mengungkapkan bahwa fasilitas pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perseroan.
Baca berita selengkapnya di sini.