Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanggung Beban Asuransi Kredit, Klaim Reasuransi Kredit Meroket Jadi Rp5,9 Triliun

Pembayaran klaim reasuransi kredit mencapai Rp5,9 triliun pada 2020, meroket 617,2 persen, menjadi yang tertinggi dari keseluruhan lini bisnis reasuransi.
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Industri reasuransi menanggung beban besar dari meroketnya klaim reasuransi kredit, meskipun perolehan preminya meningkat pesat. Di sisi lain, industri asuransi pun mengalami peningkatan premi dan klaim dari lini bisnis kredit.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pada 2020, lini usaha reasuransi kredit mencatatkan klaim Rp5,9 triliun, melesat hingga 617,2 persen (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya senilai Rp836 miliar. Nilai klaim itu pun menjadi yang tertinggi dari seluruh 14 lini bisnis reasuransi.

Pembayaran klaim reasuransi kredit itu menyalip nilai klaim lini usaha reasuransi properti pada 2020, yakni Rp3,2 triliun. Lini usaha utama itu pun mengalami kenaikan klaim, yakni 18,3 persen (yoy) dari 2019 senilai Rp2,7 triliun, tetapi tidak sebesar klaim reasuransi kredit.

Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset, dan Analisa AAUI Trinita Situmeang menjelaskan bahwa lonjakan klaim reasuransi kredit itu sangat memengaruhi torehan klaim industri reasuransi secara keseluruhan. Pada 2020, AAUI mencatat klaim itu mencapai Rp12,3 triliun atau naik 98,6 persen (yoy) dari sebelumnya Rp6,2 triliun.

"Kenaikan klaim dipicu dengan kenaikan reasuransi kredit Rp6 triliun, yang lain-lain relatif kecil. Tanpa pertumbuhan di reasuransi kredit secara overall akan terjadi penurunan," ujar Trinita dalam konferensi pers kinerja industri pada 2020, Kamis (23/2/2021).

Klaim yang melonjak itu pun disertai oleh peningkatan premi reasuransi kredit, tapi secara persentase tidak sebesar klaimnya. AAUI mencatat bahwa pada 2020 perolehan premi reasuransi kredit Rp7,4 triliun, tumbuh 206,4 persen (yoy) dari tahun sebelumnya Rp2,4 triliun.

Seperti halnya klaim, pertumbuhan premi lini usaha itu pun menggerakkan perolehan premi industri secara keseluruhan. Pada 2020, premi industri reasuransi senilai Rp21,7 triliun tumbuh 27,7 persen (yoy) dari 2019 senilai Rp17,05 triliun.

Kondisi tersebut menyebabkan loss ratio reasuransi kredit mengalami peningkatan pesat, dari 34,2 persen pada 2019 menjadi 80,1 persen pada 2020. Menurut Trinita, kontraksi dari rasio kecukupan premi terhadap pembayaran klaim memberikan tekanan tersendiri bagi industri reasuransi.

"Premi reasuransi berasal dari perusahaan asuransi yang sudah dibukukan tahun sebelumnya, baru diakui N+1 dari perusahaan asuransi. Apa yang terjadi di depan sepertinya akan berdampak juga terhadap reasuransi," ujar Trinita.

Sementara itu, Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menilai bahwa kebijakan restrukturisasi kredit merupakan upaya yang tepat dalam menekan risiko ledakan klaim dari kredit. Meskipun begitu, peningkatan klaim tetap terjadi di ujung periode restrukturisasi sehingga akan memengaruhi industri asuransi dan reasuransi.

"Ternyata saat selesai relaksasi kemampuan keuangan [debitur] belum ada, sama dengan memindahkan klaim asuransi kredit ke periode nanti. Inilah mitigasi risiko yang diperlukan, dengan mengecek kondisi pencadangan, loss ratio, termasuk penempatan reasuransi," ujar Dody dalam kesempatan yang sama, Selasa (23/2/2021).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper