Bisnis.com, JAKARTA — Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo menilai bahwa bisnis asuransi digital berpotensi tumbuh pesat di Indonesia, yang tercermin dari tingginya penggunaan layanan digital oleh masyarakat tapi penjualan asuransi di kanal tersebut masih rendah.
Hal tersebut disampaikan oleh Hary Tanoe dalam acara peluncuran MotionInsure, layanan keuangan digital dari MNC Financial Services pada Rabu (18/8/2021). Dalam kesempatan itu, PT MNC Life melakukan rebranding layanan digital Hario menjadi MotionInsure.
Hary menilai bahwa layanan asuransi digital memiliki prospek yang sangat besar di Indonesia, seiring terus meningkatnya adaptasi layanan digital masyarakat. Penggunaan gawai menjadi salah satu indikator, karena hampir seluruh kebutuhan hidup kini tersedia secara digital.
"Asuransi yang sifatnya digital di Indonesia memiliki prospek yang luar biasa. Saat ini baru 3 persen–4 persen yang dijual secara digital, itu pun angkanya di atas Rp800 miliar, yang berarti potensi upside, ke atasnya masih luar biasa," ujar Hary Tanoe pada Rabu (18/8/2021).
Menurutnya, kondisi pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin berorientasi digital karena keterbatasan aktivitas fisik. Berbagai layanan keuangan, seperti perbankan, investasi, juga asuransi semakin banyak digunakan di kanal digital.
Selain itu, pandemi Covid-19 yang meningkatkan risiko kesehatan pun membuat kebutuhan asuransi kian meningkat. Hary Tanoe melihat potensi itu perlu ditangkap oleh MNC Life dan MNC Financial Services melalui MotionInsure.
"Apalagi masyarakat sekarang sudah mengarah ke digital, ditambah situasi pandemi saat ini pertemuan fisik makin berkurang, hingga apapun yang basisnya internet akan berkembang pesat," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa dalam tahap awal peluncuran, MotionInsure akan menyediakan tiga produk asuransi digital, yakni asuransi jiwa MotionSure Safe dan Motion Safe Pro, serta asuransi kesehatan MotionSure Health. Produk tersebut dapat diakses melalui aplikasi MotionInsure.
"Di dalam MotionInsure ada 12 jenis asuransi, baik jiwa atau umum . . . [Setelah tiga produk mulai dijual] sembilan lainnya akan menyusul setelah memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan [OJK]," ujar Hary Tanoe.
