Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua OJK: Industri Keuangan Syariah Mampu Bertahan di Masa Pandemi

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan strategi yang diterapkan industri keuangan syariah dinilai mampu mempertahankan kinerja dan beradaptasi di masa pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan laporan saat Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (20/1/2022). /Antara Foto-Hafidz Mubarak A
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan laporan saat Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (20/1/2022). /Antara Foto-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan strategi yang diterapkan industri keuangan syariah dinilai mampu mempertahankan kinerja dan beradaptasi di masa pandemi Covid-19.

Menurutnya, strategi yang dilakukan industri keuangan syariah mampu menciptakan momentum pemulihan yang dapat mempercepat proses transformasi menuju industri keuangan syariah secara lebih efisien dan kompetitif.

“Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, baik perbankan syariah, pasar modal syariah maupun Industri Keuangan Non-Bank [IKNB] syariah telah menunjukkan resiliensi yang menunjang momentum pemulihan,” kata Wimboh, Rabu (27/4/2022).

Data menunjukkan selama 2021, aset industri keuangan syariah telah mencapai Rp2.050,44 triliun atau tumbuh 13,82 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Adapun, aset industri perbankan syariah tumbuh 13,94 persen yoy.

Sementara itu, aset IKNB syariah tumbuh 3,90 persen yoy pada 2021, sedangkan industri pasar modal syariah mencatatkan nilai kapitalisasi pasar Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sebesar Rp3.983,65 triliun, atau meningkat 19,10 persen yoy.

Menurut Wimboh, kinerja positif industri keuangan syariah harus terus dipertahankan. Di antaranya dengan mengakselerasi program pengembangan aktivitas keuangan sosial syariah melalui sinergi, inovasi, dan kolaborasi dalam pengembangan ekosistem rantai nilai halal.

Untuk mencapai hal tersebut, lanjutnya, OJK aktif bersinergi melalui berbagai program, antara lain Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Selain itu, juga mendorong penguatan posisi industri perbankan syariah di tengah persaingan perbankan, melalui penerbitan berbagai ketentuan akselerasi transformasi digital yang disertai dengan sinergi perbankan.  

OJK melihat banyak potensi di berbagai daerah belum tergarap optimal, yang berpeluang dikembangkan melalui peran keuangan syariah berbasis industri halal. Misalnya, di Sumatera Barat dan Aceh, baik di sektor pariwisata, kuliner maupun fesyen.

“Bila keseluruhan potensi ini dikembangkan secara komprehensif dalam satu ekosistem terintegrasi berbasis digital dari hulu ke hilir dan melibatkan stakeholders lintas sektor, maka kami yakini ekosistem ini dapat memberikan multiplier effect tinggi bagi perekonomian.”

Pencapaian positif keuangan syariah Indonesia dalam menghadapi pandemi juga dicatat dunia internasional dan berhasil mempertahankan peringkat ke-2 dalam Islamic Finance Development Indicator 2021 yang dipublikasikan Islamic Finance Development Report 2021.

Di sisi lain, OJK juga telah menyiapkan arah pengembangan sektor keuangan syariah secara umum dalam Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025 (RP2SI) dan Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia (RP2I) 2021-2025 untuk industri BPR dan BPRS.

Selain itu, ada pula Roadmap Pasar Modal Syariah 2020-2024 (RPMS) bagi sektor pasar modal yang merupakan terjemahan lebih rinci dari Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025.

Untuk memperluas akses keuangan, khususnya bagi masyarakat unbankable di sekitar pesantren, OJK turut mengembangkan lembaga pembiayaan mikro berbasis syariah, yakni Bank Wakaf Mikro (BWM) yang saat ini mencapai 62 unit dan tersebar di 20 provinsi Indonesia.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper